[11.] Kepercayaan

2.2K 308 67
                                    

Semoga semuanya masih kuat nunggu Hyunjin yaa!!
HWAITING!! 💪
.
.
.

Hyunjin memasuki kamar yang masih ramai itu, ia melihat Felix yang menyandar di kepala ranjang dan Chan yang menyuapi nya dengan bubur. Changbin duduk di sebelah Felix dan sesekali mengusap kepalanya.

Hyunjin tersenyum melihatnya, merasa gemas. Hyunjin senang melihat sahabatnya saling peduli satu sama lain. Sedikitpun tidak ada rasa marah dalam diri Hyunjin, ketika ia tidak diperlakukan seperti itu. Hanya ada sedikit rasa... cemburu mungkin?

"Kenapa lama sekali sih!" Minho merampas plastik putih di tangan Hyunjin dengan keras. Hampir membuat Hyunjin yang lemas terjatuh, untung saja ia bisa mengendalikan keseimbangannya.

"M-maaf... tadi menunggu bus nya lama." ucap Hyunjin pelan namun tidak ada yang peduli. Ia kembali diabaikan.

"Coba cek dulu hyung! Siapa tau dia membeli obat yang salah!" ucap Seungmin.

Minho menganggukkan kepalanya, "iya ini sedang aku cek, kan siapa tau saja dia mencelakai Felix dan membelikan obat yang tidak benar." ucapnya sambil membaca dengan teliti tulisan yang ada di botol tersebut.

Hyunjin masih berusaha menahan emosinya. Ayolah, ia tidak mungkin mencelakai sahabatnya sendiri. Huh.. Hyunjin sabar sabar sabar.. tahan... tahan...

Akhirnya dengan sedikit kesal, Hyunjin pergi dari kamar itu. Menghentakkan kakinya seperti anak kecil yang merajuk. Siapa juga yang tidak kesal ketika menjadi orang yang selalu dituduh yang tidak tidak. Meski tuduhan itu tidak benar, tapi kan tentu saja orang yang dituduh itu merasa kesal.

Jika seperti ini terus, Hyunjin tidak menjamin bahwa ia akan betah. Ini hanya akan merusak mentalnya secara perlahan dan membuatnya depresi.

Hyunjin pergi ke dapur dan mengambil segelas air putih lalu meminumnya hingga habis, kemudian cepat cepat pergi ke depan wastafel karena merasa mual. Namun tidak ada yang keluar.

Akhirnya ia memasak ramyeon yang tadi sempat ia beli sebagai sarapannya pagi ini. Pagi ini makan enak, begitu pikirnya.

Menarik kursi dan duduk di depan kompor, tenaganya terlalu lemas meski hanya untuk berdiri. Kekesalannya berlipat lipat saat sakit di dadanya tidak berkurang samasekali.

Baiklah Hwang Hyunjin, awali pagimu dengan berbagai cobaan.

Pagi itu ia menyantap ramyeon dengan sesekali memejamkan matanya, bukan karena rasa ramyeon yang nikmat. Tapi karena denyutan menyakitkan di dada kirinya. Diakhir dengan meminum sebutir obat pereda nyeri dan kembali berbaring meringkuk di sofa hitam.
.
.
.

Hyunjin terbatuk saat air masuk melewati hidung dan mulutnya. Kepalanya seketika pusing dan sakit di dadanya yang sempat hilang kini kembali mucul.

"Susah sekali dibangunkan! Enak sekali ya tidur setelah memberantaki dapur!" setelahnya teriakan Chan yang Hyunjin dapat.

Hyunjin masih sibuk dengan batuk dan sakit di dadanya bahkan kini ia merasa nafasnya mulai sesak, sementara Chan masih asik dengan omelan nya.

"Kenapa kau selalu membuatku marah Hwang Hyunjin! Banyak sekali kesalahan yang kau buat bahkan ini masih pagi! Pertama, Felix sakit dan itu salahmu, lalu membuat ramyeon, kau tau kan kita sebentar lagi akan comeback, seharusnya kau memperhatikan makananmu, kau sudah bangga dengan tubuh mu itu huh? Bangga dengan tubuh yang bahkan ototnya belum terbentuk sempurna itu? Setelah makan kau tidur begitu saja, sadar tidak sih, bahwa kau yang paling jarang berolahraga raga, dan satu lagi, kau tidak mencuci bekas peralatan makanmu.." Chan masih terus mengoceh ini itu, pokoknya Chan itu tipe jika sedang marah akan banyak bicara.

Insomnia || Hyunjin || SKZحيث تعيش القصص. اكتشف الآن