Chapter 28 : Koreksi Sekali Lagi

419 97 23
                                    

Pena bulu emas mencoret-coret terus-menerus, lembaran kertas di buku nyaris robek. Pena tersebut bergerak dengan sendirinya tanpa seorang pun di sekitarnya seakan memiliki kesadaran.

Kemudian, itu menambahkan baris baru dengan tinta yang berbeda, warna merah darah merembes.

[Koreksi sekali lagi diperlukan. Singularitas keduanya harus ditekan. Ini hal yang patut dilaksanakan.]

***

Istana Grane. Ruang tunggu tepat di samping kamar Putra Mahkota Zelda bernuansa suram.

Zelda memegang kepalanya yang sangat sakit, roh pedang menggeram. Setelah siapa yang tahu berapa lama itu berlangsung, pupil emas Zelda kembali normal, penampilan ramahnya menggantikan ekspresi kesakitan.

⸢Zelda Ireona Marina adalah salah satu anggota partai Rui yang paling setia. Dia mati di tangan Cail de Castalia demi menyimpan rahasia Rui.⸥

Cail jatuh terduduk dan terengah-engah, telinganya berdengung keras dan matanya terbelalak.

'Aku membunuhnya?! Entitas sialan menghalangi sebagian besar informasi dan malah mengirimkan potongan cerita tragis!'

Cail terpaksa menggunakan isyarat psikologis untuk menenangkan diri sendiri dan Zelda. Iris merah darah berubah violet, energi tak terlihat menyapu mereka berdua dan meninggalkan roh pedang yang masih meraung.

'Aku hanya akan membuatnya sedikit percaya kalau aku bukan Cail yang dia kenal karena itu memang kebenaran.'

"Sepertinya aku harus beristirahat, kembalilah besok," ujar Zelda dengan suara lemah. Permusuhannya sedikit berkurang sebab dia mendapat kesan yang berbeda dari Cail sekarang dan di timeline sebelumnya.

Cail menggunakan kekuatan asing Healing, semua luka luar di tubuhnya sembuh. Dia harus segera meminum darah sintetis itu, tetapi tidak di sini.

Zelda yang linglung bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi? Dia merasa beberapa bagian ingatannya retak. Dengan langkah goyah, Zelda keluar sambil membawa pedang ajaib yang telah tenang dengan sendirinya.

'Keberadaan itu membantuku?... Atau mungkin tidak ingin jalanku sebagai musuh protagonis terhalang?' Cail mengusap darah dari wajahnya kemudian sedikit menaikkan sudut bibirnya, senyum pahit.

Isyarat psikologis itu tidak mungkin berhasil begitu mudahnya.

...

Di dalam kereta kuda yang mengantarnya ke Istana, dia mengeluarkan kotak kecil dari sakunya, kotak spasial yang berisi segala macam ramuan serta darah sintetis.

Botol kecil cairan merah seukuran jari terambil, saat keluar dari kotak ukurannya membesar seukuran setengah telapak tangan.

Cail membuka tutup botol kristal khusus untuk cairan sintetis kemudian menelannya dalam sekali tegukan.

Dia mengerutkan alisnya, membenci sensasi cairan sintetis tersebut di mulutnya.
'Menjijikkan.'

Pengawal yang menemaninya duduk di samping kusir sehingga dia hanya sendirian di dalam gerbong.

Cail menghembuskan napas, mengingat peringatan bahaya tadi serta kata-kata Gurunya.

-"Ingat ini, jika ada yang hendak melepaskanmu secara sengaja atau tidak dengan menyentuh simbol di lehermu, orang itu akan mati, dan segelmu semakin menguat."

Cail memperbaiki perban sihir yang berantakan di lehernya, karena serangan roh pedang, auranya mengikis perban sihir di leher Cail, karena itu Zelda menemukan simbol aneh di belakang lehernya, sedikit di sisi bahu kiri.

Kebahagiaan Protagonis Onde histórias criam vida. Descubra agora