Chapter 45 : Permainan

198 50 1
                                    

"Siapa sebenarnya tuan muda Castalia itu? Haruskah kita mengundangnya dalam pertemuan penerus Exalted?" tanya seorang wanita muda yang mempesona, rambut keemasan berdesir saat dia duduk di samping kursi kehormatan.

Dalam tempat tertutup yang merupakan markas para penerus Castalia, seorang pemimpin pertemuan yang wajahnya dikaburkan kabut hitam berseru, "Erica, sudahkah kau mencaritahu identitas anak itu sampai akarnya?"

Wanita muda yang tadi berbicara menjawab, "Itulah masalahnya, ada lapisan tersembunyi yang tak bisa kugali. Mungkin tuan muda Enryu perlu bertindak."

Pemimpin yang bernama Enryu memandang anggota lainnya. Seolah dikejutkan, sisi seberang Erica mengajukan saran, "Peristiwa yang terjadi di dekat markas utama beberapa hari yang lalu sepertinya berhubungan dengan anak itu. Dalam Prekognisi dari kakekku, lambang serigala perak Exalted muncul. Sebaiknya kita mengawasinya untuk sementara waktu."

Pemuda bersurai hijau cerah menentang, "Lalu, apa kau ingin menyinggung Duke Castalia? Kau tahu orang tua itu bahkan lebih berbahaya dari Ayahku!"

Erica menginterupsi, "Apakah satu-satunya yang bisa menggunakan lambang serigala perak hanya anak itu? Bukankah Duke Castalia diam-diam memiliki banyak bawahan rahasia? Kita tidak bisa membuat asumsi seperti ini. Tuan muda Enryu, Anda harus mempertimbangkannya."

Enryu mengetuk meja panjang yang dikelilingi 12 kursi dengan dua kursi kehormatan di dua sisinya. Dia menatap seseorang yang mengenakan jubah putih di ujung yang berlawanan.

"Kakak, apakah Anda punya pendapat?" Enryu berhati-hati dalam nadanya karena dia sangat menghormati orang tersebut. Itu karena posisi mereka seharusnya sebaliknya, tetapi orang itu menolak jabatan pemimpin. Selalu misterius bahkan Enryu belum pernah melihat wajah aslinya. Orang itu selalu memakai topeng di balik jubahnya.

Yang dipanggil sedikit mendongak, suara rendah yang hampir tak terdengar keluar darinya, "Awasi Putra Mahkota."

Hanya itu saja. Yang lain terkejut, bertanya-tanya apa hubungan ini semua dengan Putra Mahkota yang tampak lemah itu?

Erica tiba-tiba mengerti. "Oh, benar. Tuan muda Castalia adalah satu-satunya yang menyetujui untuk diundang ke Istana Grane dan akan belajar bersama Putra Mahkota. Anak itu juga sepertinya mendukung keluarga kerajaan, tidak, ataukah ini kehendak Duke Castalia?"

Enryu mengangguk. "Mungkin begitu, pertemuan kali ini sampai di sini. Jangan ada yang berinisiatif memata-matai untuk saat ini. Kita akan menunggu."

Pemuda bersurai hijau menyeringai sambil memainkan rambut di sisi telinganya. "Aku menantikan apakah anak itu akan membalikkan Ibukota yang membosankan ini."

Lima anggota lainnya, selain yang sudah berbicara, tertawa.

***

Noel langsung memasuki mode waspada tingkat tinggi, dia mengutuk dirinya sendiri karena tak bisa mempertahankan ketenangannya tadi. Atmosfer menegangkan antara mereka berdua terus berlanjut sampai 'Cail' berdiri di tengah keduanya.

Dia menatap mata Noel yang bersemu gelap tanpa menunjukkan ekspresi apapun. Noel tersentak pada pendekatan tuan mudanya dan berjalan mundur hingga terbentur pintu yang tertutup.

Dia terlihat seperti kucing yang takut jika majikannya akan membuangnya karena telah berbuat hal yang buruk. Noel tidak berani menatap mata tuan mudanya, dia menunduk dalam diam, menunggu untuk dimarahi karena menerobos sembarangan.

Walaupun dia tahu ada yang tidak beres dengan realitas di manor ini, tetapi dia tidak bisa memberitahukan hal tersebut. Jika dia mengungkapkannya, itu sama saja dengan mengekspos kekuatannya yang harus dia rahasiakan dari siapapun.

Kebahagiaan Protagonis Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang