06. Halte bus

46 19 85
                                    

Cia berlari ke arah parkiran saat jam pelajaran selesai. Semua murid keluar dari kelasnya masing-masing membuat nya sedikit kesulitan berlari cepat, karena tubuhnya yang mungil.

Tetapi ia terus berlari mempercepat langkahnya, dengan harapan kakaknya belum masuk ke mobil dan dia bisa duduk terlebih dulu agar sang kakak tak meninggalkan nya.

Tapi apa daya, sang kakak sudah ada di dalam dan Pak Prapto mau tidak mau mendengarkan perintah Jihan untuk menjalankan mobilnya. Ia mengejar mobil hitam itu sambil berteriak.

"KAKK! TUNGGUIN!" teriaknya padahal jarak Cia lumayan dekat dengan mobil tersebut.

Bahkan Jihan sempat membuka kaca mobil hanya untuk memperlihatkan ke arah Cia bahwa gadis itu harus mematuhi perintahnya dan menatapnya yang sedang berlari sambi menatap seolah mengejek.

Cia menyerah. Gadis dengan tas putih itu berjalan meninggalkan parkiran menuju halte bus, dengan terpaksa.

Sedangkan di belakang, terlihat seorang laki-laki dengan sweter hitamnya sedari tadi mengamati Cia dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.

***

Rean berjalan keluar kelas sembari melihat sekeliling dengan santai, jujur akhir-akhir ini ia jarang sekali pulang terburu-buru seperti remaja pada umumnya yang merindukan kasur empuknya, merindukan makanan ibu nya setelah seharian bersekolah. Dia justru menunggu sampai parkiran kosong.

Ia berhenti tepat di bangku samping parkiran, laki-laki itu mengecek ponselnya, menulis pesan kepada seseorang, dan bertanya apakah kondisi ibunya baik-baik saja? Ia terus melakukan kegiatan rutinnya selama menunggu beberapa siswa meninggalkan parkiran.

Wajahnya masih fokus ke ponsel yang belum ada balasan, tetapi ekor matanya kini melihat ke arah kanan dan melihat seorang perempuan dengan kemeja rapi dan sepatu hak tinggi nya, memasuki mobil dengan buru-buru.

Ia tersenyum sinis, kemudian melihat layar ponselnya kembali "Ibu baik-baik aja mas" Balas seseorang yang belum di perlihatkan identitasnya.

Ia mematikan benda pipih tersebut setelah melihat seorang gadis berlari sampai hampir tersungkur, laki-laki itu berhenti terus mengamatinya, tak mau kehilangan pandangan sama sekali. Dia seorang gadis cantik berambut pendek, dengan tas putih dan gantungan kunci yang lumayan banyak itu mampu membuat ia menggeleng pelan.

"KAK! TUNGGUIN" samar samar laki-laki itu mendengar teriakannya. Sepertinya penumpang di mobil itu sengaja meninggalkan nya.

Setelah gadis itu keluar dari lingkungan sekolah Rean berjalan ke parkiran.

Dua orang laki-laki berjalan ke arah Rean, sambil melambaikan tangannya.

"Lo mau pulang sekarang?" tanya seorang cowok berambut coklat dengan jersi basket nya, namanya Satya. Sedangkan laki-laki yang ada di samping Satya yang memiliki rambut hitam dan bekas luka di bagian alisnya itu adalah Arga.

"Ya iyalah, lo tau kan nanti malem gue harus ngapain?" tanya Rean kepada Satya , seolah sudah hafal kegiatan laki-laki itu.

"Oh iya, gue lupa hehe, " lanjutnya membuat laki-laki di samping nya terkekeh. "ya udah kalo gitu kita latihan basket dulu" ucap Arga di balas anggukan dari Reano.

"Oh iya Re... bentar," laki-laki itu membuka tas dan memberikan buku tulisnya kepada Rean. "Nih... gue hampir lupa, besokkan ada matematika." Rean mengambilnya dan langsung memasukannya ke dalam tas. "Lo ga mau sekalian Sat?" penawaran dari Rean itu sontak membuat Satya menggeleng cepat. Dan Arga menepuk punggung Saya sambil tertawa.

Salah Siapa?Where stories live. Discover now