Back to School

14.8K 1.8K 57
                                    

Di part ini kenapa ya?

Nggak tau? Makanya baca!

Wkwk canda...

~

"Gimana Dek? Gue keren, kan!" Vero memamerkan dirinya yang tengah memakai seragam SMA baru. Seragam SMA nya yang lama sudah kekecilan, berhubung badan Vero kini gagah dan lebih berisi.

"Hmm? Boleh lah! Ya udah ayo turun!" Vira berlalu dari kamar Vero. Vero menggendong tasnya menuju meja makan.

Tunggu ya teman-temanku! Pasti kalian akan tercengang, hihi.

Vero hampir tertawa saat membayangkan berbagai ekspresi penghuni sekolah melihat dirinya yang sekarang. Untung saja dia sudah sampai di meja makan.

Ia dan Vira tak terlalu lama sarapan. Mereka memilih memakan roti tawar dengan selai. "Bang bentar! Gue lupa ambil kunci mobil."

"Udah nggak usah diambil! Bareng gue aja!" Vero menarik tangan Vira. Vira hanya menurut saja. Lagian dia juga malas kembali hanya untuk mengambil kunci mobil.

"Hah lo beneran bang? Pake motor?" Tanya Vira. Setau Vira, Vero jarang sekali menggunakan motor. "Udah, nggak usah banyak bacot! Nih pake blazer gua!"

"Buat apa?"

"Ya buat nutupin paha lu lah!" Vero melilitkan lengan blazernya di pinggang adiknya itu. Vero lalu memberikan helm pada adiknya.

***

Vero dan Vira sudah sampai di sekolah. Banyak murid yang memperhatikan mereka. Pasalnya mereka seperti sepasang kekasih.

"Eh gila itu Vira dibonceng siapa? Ganteng banget!"

"Viranya cantik, cowoknya juga ganteng! Klop dah!"

"Itu anak baru bukan? Kok gue nggak pernah liat?"

"Blazer gua!" Vero meminta blazer nya pada Vira. Vero tidak memakai blazer nya, hanya dia pegangi. Karena sudah sebulan lebih dia tidak masuk sekolah, dia harus ke ruang kepsek terlebih dahulu.

Vira menemani Vero ke ruang kepsek. Di perjalanan menuju ruang kepsek, banyak sekali yang menatap kagum kepada mereka, terutama para siswi. Mereka mengakui jika cowok yang di samping Vira itu, tampan.

"Permisi Pak!"

"Oh iya Nak silahkan masuk!" Vero dan Vira pun masuk. Mereka lalu duduk di depan kepala sekolah. "Ini siapa, Vir?"

"Kak Vero pak!" Terlihat kepala sekolah itu terkaget bukan main. Perubahan Vero cukup drastis, malah hampir tidak bisa dikenali. "Wah Nak Vero! Sekarang ganteng ya!"

Vero hanya tersenyum sambil menggaruk tengkuknya. Ia agak tak nyaman saat mereka seperti tak mengenalinya.

"Oh iya Nak Vero. Maafkan bapak ya, bapak tidak tau soal kamu di-bully sama teman-temanmu. Bapak tau saat mamamu marah-marah datang ke sekolah. Teman-teman yang mem-bully kamu, sudah saya hukum. Jadi tidak usah khawatir ya. Mereka nggak akan berani lagi membully kamu."

"Iya Pak tidak apa-apa. Lagian saya kan di-bully sama temen-temen, bukan Bapak juga yang salah." Vero tadi agak kaget mendengar penuturan kepsek nya itu. Mamahnya sampai datang ke sekolah dan marah-marah? Betapa sayangnya dia sama Vero.

"Ya udah. Kamu boleh ke kelas sekarang. Nanti jam tujuh, kita upacara ya."

"Baik pak terimakasih!" Vero dan Vira berdiri dan menyalami tangan kepsek itu. Saat mereka berdua keluar dari ruang kepsek, mereka disambut dengan tatapan siswa siswi yang ada di sana.

Transmigration of Bad BoyTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon