Galakan Shelin

2.4K 354 19
                                    

Hai hai hai semuanya.

Hehe.

Hmm.

Sepertinya ada yang dendam sama saya wkwk. Maap ya karena rehat terlalu lama. Waktu itu aku sakit seminggu dan ini baru bener-bener pulih. Jadi maap ye wkwk.

~

"Hoam!"

Shelin menggeliatkan tubuhnya. Matanya mengerjap, mencoba mengumpulkan jiwanya setelah tertidur nyenyak. "Kak, ini dimana?"

"Di mobil."

"Hah?"

Shelin seketika menegakkan tubuhnya. Tangannya mengucek pelan kedua matanya. Saat penglihatannya sudah jernih, pandangannya jatuh pada jas yang menutupi kedua pahanya.

"Kakak kok nggak bangunin Shelin?"

"Lu kebo sih. Gua bangunin nggak bangun bangun!" sindir Vero. Shelin berdecak kesal. Dia memang terbiasa bangun sendiri. Dirinya akan susah jika dibangunkan oleh orang lain.

"Kakak yang bawa aku ke mobil?"

"Nggak. Tadi satpam kantor yang ngangkat lu." Shelin mengangguk paham. Vero melirik Shelin yang kelihatannya langsung percaya yang dia omongkan. Vero tersenyum saat mengingat kejadian tadi.

"Percaya aja satpam yang ngangkat!" batin Vero. Vero mengulum bibirnya, berusaha menahan senyumannya. Gadis ini. Kenapa sangat lucu? Dia jadi tidak sabar menjahilinya. Sudah lama sekali dia tidak menjahili orang lain. Sepertinya Vero memang harus merelakan Deana.

"De, dia gemesin banget. Aku boleh nggak sih jailin dia?" batin Vero di dalam hati. Vero tidak bisa menahan senyumannya. Dia sekarang senyum-senyum tidak jelas. Entah senang karena bisa merelakan Deana atau karena dapat mangsa baru. Dia tak tahu.

"Kak!"

"Hmm?"

"Kakak, nggak gila, kan?" tanya Shelin dengan tampang polosnya. Vero yang tadinya tersenyum lebar, seketika mukanya langsung kembali berubah datar. Dia pikir orang gila bisa menjadi CEO. Vero kembali menyetir dengan muka datarnya.

"Kakak marah ya?"

"Udah tau, pake nanya!" gumam Vero.

"Apa Kak?"

"NGGAK!" teriak Vero. Shelin berjingit kaget. Tangannya mengelus pelan dadanya yang berdetak cepat karena kaget. "Ih, Kakak! Jangan marah-marah ih! Shelin nggak suka!"

"Serah gua lah!"

"Kak Vero jelek kalo marah!"

"Gua selalu tampan. Nggak pernah nggak tampan. Bangun tidur belekan aja gua tampan banget!" sombong Vero sambil menyugar rambutnya ke belakang. Shelin menatap malas Vero.

"Turun!" perintah Vero saat mobilnya sudah sampai di depan rumahnya. Shelin turun dan melepas jas Vero dari pinggangnya. "Ni jasnya, Kak."

Vero merebut jas itu dan langsung masuk meninggalkan Shelin di belakang. Shelin mengejar Vero dengan berlari. Memang dasarnya Shelin yang lambat atau Vero yang melangkah terlalu cepat. Shelin tidak berhasil menyamai langkah Vero.

"Assalamualaikum. Mah!" teriak Vero.

"Waalaikumsalam. Udah mama bilang nggak usah teriak-teriak!"

"Hmm!" gumam Vero. Vero tak mendengarkan perkataan mamanya tadi, malah langsung bergegas masuk ke kamarnya. "Vero! Mau kemana?"

"Mandi."

Transmigration of Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang