Back to Home

14.8K 2K 72
                                    

Di part ini, mamah sama papah barunya Vero bakal tercengang.

Kenape tuuuu...

~

"Ye akhirnya lu pulang juga Bang!" Vira tersenyum menampilkan deretan giginya. Vero tersenyum geli melihat tingkah kembarannya.

"Yah nggak bisa nyuruh-nyuruh Adek gua yang paling imut lagi dong?" Vero menaik-turunkan kedua alisnya sembari tersenyum jahil. Vira memutar bola matanya malas.

"Itu mah keenakan lu nya!" Vira menabok lengan Vero di sampingnya.  Vero kembali terkekeh kecil. Mereka sampai di depan sebuah mobil.

"Gue aja yang bawa mobil Dek!" Vero hendak mengambil kunci yang ada di tangan Vira. Tapi, Vira lebih dahulu menyembunyikannya.

"Nggak ada! Apaan? Jangan jangan! Yang ada kalo lu yang bawa, oleng mobilnya! Gue masih sayang nyawa ya! Nggak kayak lu, lompat dari balkon."

Vero geram diejek oleh Vira. Dia mencium pipi Vira lalu beralih ke tempat duduk di sebelah kursi pengemudi.

"Bang! Lu kapan mau sekolah?" celetuk Vira tiba-tiba. Vira! Goblok! Abang lu kan masih trauma bullying! Goblok! Goblok! Goblok!

"Hmm. Sebulan lagi deh! Gue juga belum fit banget kan!"

Gue harus mempersiapkan diri. Mereka yang dulu ngerendahin gue, biar gue bikin mereka makan omongan sendiri. Hahahaha.

"Ya udah deh! Gue ngikut lu aja!" Vero menaikkan sebelah alisnya.

"Maksud lu?"

"Iya gue ngikut lu! Sekolahnya sebulan lagi."

"Ih apaan? Nggak ada ya! Lu besok sekolah! Nggak mau tau! Lu mau ketinggalan pelajaran?" Vero memarahi Vira. Enak saja mentang-mentang kembarannya masih masa pemulihan di rumah, dia bisa ikut santai-santai di rumah.

"Yah. Tapi Bang, gua juga capek kali dua minggu ngurusin lu! Mana mama papa ke luar negeri." Vira merengek tapi masih memperhatikan jalan.

"Nggak, nggak, nggak! Nggak ada! Lu udah ketinggalan banyak pelajaran. Nggak ada!"

"Halah Bang! Ya udah deh satu minggu. Hmm? Ya ya ya?" Vira masih bernegosiasi dengan kembarannya itu. Vira sih tidak mempermasalahkan Vero yang lebih banyak ketinggalan pelajaran. Toh, Vero pintar. Tidak seperti dirinya yang susah sekali menangkap materi pelajaran.

"Nggak nggak ada! Tiga hari atau nggak sama sekali!"

"Ya udah deh!"

***

"Dek lo mau kemana?"

"Ke mall, kenapa Bang?" Vira menatap bingung Vero. Biasanya Vero tidak pernah peduli ia akan kemana.

"Gue nitip masker wajah dong!"

"Hah? Masker? Buat apa? Lu mau kemana?" Tanya Vira beruntun. Vero memutar matanya malas. "Bukan masker kain Adekku! Masker wajah! Masker bubuk kek sheet mask kek atau apa kek? Terserah!"

"Buat apa?" Vira bertanya dengan bodohnya. Vero menghembuskan nafasnya.

"Buat keramas Dek!"

"Ya buat maskeran lah Adekku! Ya Allah! Nih nggak liat muka gue jerawat dimana-mana! Risih gue!" Vero mendengus sebal. Sedangkan Vira malah menyengir kuda.

"Iya iya, ntar gue cariin! Jangan cemberut gitu!"

"Ya udah gue pergi dulu ya!" Vero mengangguk menjawab Vira.

"Bang!"

"Hmm?"

"Jenis muka lu apa? Kering, berminyak, apa sensitif?"

"Ya mana gue tahu!" Vero meminum air dari kulkas setelah menjawab pertanyaan dari Vira.

"Muka lu kalo lagi keadaan normal nih, lagi nggak habis pake apa-apa, berminyak nggak?" Vero mengangguk menjawab Vira.

"Terus sering gatel-gatel nggak?"

"Sering! Malah abis digarukkin terus merah-merah gitu besoknya ada jerawat nimbul lagi!"

"Oh berarti kulit lu tipenya sensitif. Ya udah gue pergi ya!"

***

"Assalamualaikum!"

"Vero Vira! Mama Papa pulang nak!" teriak mamahnya saat memasuki rumahnya. Sudah sebulan sejak dia dan suaminya meninggalkan anak-anaknya di rumah sendiri.

"Mama! Vira kangen!" Vira berlari memeluk mamahnya. Vero di belakangnya masih jalan dengan santai.

"Ini siapa, Vir?" Papahnya menatap Vero dari atas sampai bawah. Vero yang ditatap seperti itu, mengerutkan keningnya.

"Ini Bang Vero, Pah!" Nampak kedua orang tuanya sangat kaget. Bagaimana tak kaget? Vero terlihat beda sekali.

Badannya lebih tinggi dan gagah. Wajahnya yang dulu berjerawat, kini mulus tanpa celah sedikit pun. Rambutnya yang dulu selalu dipangkas rapi, kini dibiarkannya begitu saja. Dan jangan lupa, kulitnya yang dulu agak kuning kecoklatan, kini menjadi lebih putih.

"Ini beneran Vero? Ini beneran kamu, Nak?" Tanya mamanya tidak percaya dengan apa yang ia liat sekarang. Perubahan Vero drastis sekali, bahkan untuk waktu sebulan.

"Eh, iya Mah," Vero menggaruk tengkuknya. Ia tak menyangka reaksi kedua orang tuanya akan begitu.

"Ya ampun, Nak! Kamu ganteng banget!" Mamanya meraba wajah Vero yang sekarang mulus.

Ya ampun gue udah lama nggak dielus gini mukanya ama mama.

Mah! Sekarang Vero punya keluarga yang sayang ama Vero. Mama nggak usah khawatir ya!

"Tau nggak mah? Sebulan ini, Bang Vero olahraga terus! Perawatan terus! Dah kayak anak perawan aja!" Vira memasang muka mengejek.

"Apa lo bilang?" Vira yang melihat Vero marah langsung melarikan diri dari amukan kembarannya itu.

"Sini lo jangan lari!"

***

Sekedar Info nih guys!

Di Prolog dan part 1 ada sedikit perombakan hehe.

Klik ⭐

Makasih🤗

Transmigration of Bad BoyOù les histoires vivent. Découvrez maintenant