Bryan Lagi

8.7K 1.2K 31
                                    

Lebih menyakitkan melihat sahabat sendiri terluka karena kita.

~

"Bang! Lo kenapa sih dari kemarin merengut bae! Ngopi ngapa ngopi!" Vira merengut kesal saat godaannya tak berhasil. Vero sejak kemarin sore murung dan mengurung dirinya di kamar terus. Vira takutnya, jika ingatan Vero sudah kembali sepenuhnya, dan dia mencoba bunuh diri lagi.

"Nggak papa." Vero beranjak dari duduknya, meninggalkan Vira dan kedua temannya. "Bang, lu mau kemana? Bentar lagi bel masuk!" Vero tidak mendengarkan teriakan Vira dan lebih memilih melanjutkan jalannya.

***

Vero sedang di rooftop sekarang. Sudah dua mata pelajaran ia tinggalkan karena mood-nya yang sedang tidak baik. Ia menyesap batang rokok ketiganya. "Argh! Sial!"

"Woy!" Vero menengok ke arah suara. Terlihat adiknya dan kedua temannya menatap ke arahnya. "Sejak kapan ngerokok?"

Vira merebut batang rokok Vero dan menginjaknya. "Udah berani ya ngerokok? HA?" Vira menarik kuat kuping Vero hingga Vero teriak kesakitan.

"Ah, ah, lepasin Vir, sakit!" Vero memegangi tangan Vira yang masih di kupingnya itu. "Kita balik lagi yuk ke dalem perut mama. Gue keluar duluan, biar lu jadi adek gue, ya!"

Vira melepaskan tarikannya. Vero merengut dan mengelus kupingnya yang dia yakin pasti sekarang warnanya sangat merah. Vira menatap tajam Vero yang ada di sampingnya itu.

Glek

Vero baru tau adiknya jika sedang dalam mood begini sangat menakutkan. Seakan akan Vira akan menerkam dan memakannya. "Ngapain lo di sini? Mana bolos lagi, ada masalah apa? Cerita lah ama kita! Kita kan temen."

Vero terdiam. Ia tak mungkin menceritakan ini kepada mereka bertiga. Ia belum siap bilang jika dirinya ini bukan Alvero Mahanta. "Nggak papa!"

Pandangan Vero kosong. Kejadian kemarin sore melintas kembali di pikirannya.

"Lo ingkar janji Ver!"

"Katanya lo bakal ngelindungin gue?"

"Vero, gue nggak kuat!"

Vero berteriak dan mengacak kasar rambutnya. Ia pusing karena masalah Bryan. Fahar di sebelahnya, menatap aneh Vero.

Ni anak salah makan apa semalem?

Tangan Vero hendak mengambil rokok lagi, tapi Vira dengan cekatan merebut bungkus rokok itu. Vero menatap sendu mata Vira. Dirinya benar-benar kacau hari ini.

"Kenapa sih bang? Ada masalah apa? Cerita sama gue!" Vira menatap mata Vero dalam. Ia ingin kembarannya itu bisa berbagi cerita dengannya.

Bukannya mendapat jawaban, tapi Vero malah merapatkan dirinya ke Vira dan menaruh kepalanya di pundak gadis itu. Vira merasakan Vero menggeleng pelan. Vira menghela nafasnya, beralih menepuk pelan pundak Vero.

***

"Bang lu mau kemana?"

"Mau cari angin, ngilangin stres!"

"Terus gue pulang sama siapa dong?"

"Tuh, sama Fahar sama Zanna!"

"Ih ogah gue bareng mereka, ntar yang ada jadi NYAMUK!" Vira menatap malas kedua insan yang sedang pelukan mesra di depannya itu. Ingin sekali rasanya mencakar wajah mereka berdua. Bermesraan tidak tau tempat.

"Udah bareng mereka aja, kalian nggak keberatan kan?" Vira menghembuskan nafasnya. Ia malas ya jika dengar gombalan receh Fahar untuk Zanna di dalam mobil nanti. Itu adalah pemicu utama mualnya kambuh.

Transmigration of Bad BoyOnde histórias criam vida. Descubra agora