58.Auralaska

172K 15.2K 5.5K
                                    

happy reading....

"Maaf tapi aku percaya Ra,"


Maura tersenyum getir, ia menatap Aska penuh dengan luka.

PLAKKK

"Kamu pantes dapetin itu ka, kalau kamu masih peduli sama aku dan anak kita, pikirin apa yang akan terjadi jadi orang jangan bego!!"

"Dan buat Lo Ra! Siap-siap Lo dapat ganjaran Yang setimpal!

"Satu lagi Aska aku tunggu kamu di pengadilan, aku mau kita cerai!"

Deg

Seketika hati Aska seolah terhantam oleh perkataan Maura yang amat sangat menyayat hatinya.

"Semoga kalian beruntung," ucap Maura seraya beranjak dari tempatnya dengan air mata yang mengalir deras di pipinya.

Maura keluar dari rumah sakit dengan perasaan terluka, hatinya sakit, ya Tuhan kenapa rumah tangganya berantakan seperti ini.

Dari kejauhan seseorang baru saja akan memasuki rumah sakit tapi sesuatu mengejutkannya.

"Maura!" Pekiknya.

Maura menghentikan langkahnya, ia menatap seseorang yang barusan memanggilnya detik selanjutnya Maura langsung menghambur kepelukannya.

"Radit bawa gue pergi hiks," ucapnya Parau.

Radit yang masih bingung pun membalas pelukan Maura.

"Kenapa Ra jangan buat gue khawatir hmm?" Tanya Radit seraya mengelus pelan rambut Maura.

"Sa..kit," ucap Maura terisak tangannya mencengkram erat baju Radit, Radit menatap sekitar tatapannya bertemu seseorang dia Aska.

Cukup lama tatapan keduanya beradu, tapi tiba-tiba Radit langsung membelalakkan matanya karena mendapati tubuh Maura ambruk di pelukannya

"Maura!" Pekik Radit, beruntung Radit sigap memegangi tubuh Maura, dengan cepat ia menggendong Maura dan membawanya masuk ke dalam rumah sakit.

Aska menatap khawatir ke arah Maura yang berada di gendongan Radit.

"Lepasin istri gue!" Ucap Aska menatap tajam Radit.

"Anjing! Lo nggak liat dia pingsan, gue tunggu penjelasan Lo!" Ucap Radit segera membawa Maura ke dalam rumah sakit dan membiarkan Aska mengepalkan tangannya.

Tidak jauh dari tempat itu ada Lara yang tersenyum lebar.

"Gue harap Lo cepet mati," ucap Lara seraya beranjak dari tempatnya.

Saat ini Radit dan juga Aska tengah berada di depan ruangan Maura karena ia tengah menjalani pemeriksaan, keduanya saling diam lebih tepatnya diam dengan pikiran masing-masing.

Cklek.

Pintu ruangan terbuka seketika Aska dan juga Radit berdiri dari tempat duduk nya.

"Maaf suaminya ibu Maura?" Tanya dokter tersebut menatap keduanya.

"Saya dok," ucap Aska cepat sedang Radit ia memilih diam terlebih dahulu.

"Ayo iku saya kedalam ada yang ingin saya jelaskan," ucapnya, Aska mengangguk dan segera memasuki ruangan sedang Radit ia menunggu diluar.

Cukup lama Aska mendapatkan penjelasan dari dokter, dan dia sempat mendapat teguran karena membiarkan Maura terlalu banyak pikiran.

"Setelah ini saya harap tidak terulang lagi, kasian ibu Maura dia sepertinya sangat tertekan sampai-sampai tidak sadarkan diri," ucap Dokter itu memperingati Aska.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang