13.Auralaska

249K 22.7K 3.1K
                                    

Happy reading..

Maura menyeruput es cappucino nya hingga menimbulkan bunyi ngeri di telinga Kara, bagaiman tidak ngeri sedari tadi Maura sudah menghabiskan 3 cup cappucino berukuran jumbo.

"Lo gila apa kesetanan?" tanya Kara.

"Apa?"

"Ini," ucap Maura menunjuk capucino yang ada di tangannya.

"Segitunya lo suka sama cappucino?" tanya Kara.

"Ya habisnya gue bosen katanya Aska mau jemput gue eh malah nggak nongol-nongol," gerutu Maura seraya meletakkan minumannya.

"Jangan-jangan dia selingkuh sama Bella astagaaaa guee harus apa Kar," bingung Maura langsung mendapatkan tabokan di kepala oleh Kara.

Plak.

"Adooh kok malah di tabok," kesal Maura memegangi kepalanya.

"Iseng aja," ucap Kara seenak jidatnya.

"Gue yang jadi korban" kesal Maura.

"Tuh ditunggu suami lo yang katanya selingkuh sama Bella," ucap Kara seraya terkekeh.

"Sialan," umpat Maura kepada Kara, Maura mengedarkan pandangannya dan benar disana memang ada mobil Aska.

"Gue pulang," ucap Maura membereskan barangnya dan langsung ngacir.

"Hmm hati-hati," ucap Maura yang di angguki Aska

Maura segera masuk ke mobil Aska.

"Kok lama?" tanya Maura.

"Nganterin Bella pulang," jawab Aska, secepat kilat Maura langsung menolehkan kepalanya menghadap Aska.

"Nggak salah denger kan?" tanya Maura memastikan telinganya tidak bermasalah.

"Enggak," jawab Aska segera menjalankan mobilnya.

"Sekarang udah jam empat dan kamu sama Bella lima jam ngapain aja kamu selama itu?" tanya Maura dengan tatapan menyelidik.

Aska melirik Maura.

"Aku kerja Ra," jawab Aska.

"Ya terus ngapain nganterin dia segala kan dia bisa pulang sendiri," jawab Maura sedikit sewot.

"Dia berangkat aku jemput dan pulang juga harus aku anter,"

Damn!

Seketika mood Maura langsung memburuk.

"Siapa si Bella sampai kamu jemput segala?" tanya Maura sedikit menaikkan nadanya.

"Ra bisa diem aku lagi nyetir," ucapan Aska tanpa sadar membuat hati Maura sedikit tersinggung. Maura langsung menolehkan kepalanya menghadap jendela.

"Anterin ke rumah mama," ucap Maura tentu saja tanpa menatap Azka, entah kenapa Maura sekarang ingin menangis.

"Kenapa tiba-tiba?" tanya Aska.

"Ya nggak apa-apa," jawab Maura berusaha menetralkan suaranya.

Aska hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu keduanya hanya diam, Aska fokus menyetir sedang Maura berusaha menahan air matanya agar tidak turun.

Wajar kan jika Maura ingin menangis jika suaminya mengantar jemput seorang perempuan apalagi tidak berbicara apa dengannya.

Aska mengehentikan mobilnya di perumahan elit milik keluarga Maura, tanpa menunggu Aska keluar Maura segera membuka pintu mobil dan berjalan begitu saja.

"Loh ra kok nggak bilang mama kalau mau dateng," ucap Tania yang kebetulan baru keluar dari pintu rumah. Maura memeluk Tania, Tania sedikit kaget saat merasakan bahu Maura bergetar.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang