4.Auralaska

301K 29.1K 4.2K
                                    

-----FOLLOW SEBELUM BACA PART PRIVAT ACAK----

Happy Reading....

Jam menunjukkan pukul tujuh malam dan Gia barusan juga meninggalkan ruangan Papa Maura untuk pulang.

Maura menatap ke arah kakinya yang semakin membiru saja.

"Parah banget kayaknya," ucap Maura sedikit merintih saat memegang kakinya.

Ceklek.

Dengan cepat Maura menurunkan kakinya dari kursi ia menatap seseorang yang baru saja masuk dan itu Tania.

"Maafin Mama ya udah repotin kamu," ucap Tania.

"Mama kayak sama siapa aja," ucap Maura seraya terkekeh

"Mah tadi Bunda dateng terus titip salam sama Mama," ucap Maura menyampaikan amanah dari Gia.

"Iya Ra tadi Mama udah di kabarin kok sama Mbak Gia, sebaiknya kamu pulang Ra," ucap Tania

"Maura masih pengen disini Ma" ucap Maura seraya tersenyum tipis.

"Yaudah terserah kamu Mama nggak maksa," ucap Tania yang di angguki Maura.

•••

Hari semakin malam Maura yang merasa kelelahan akhirnya tertidur di sofa melupakan sakit yang ada di kakinya, sedang Tania ia masih terjaga.

"Ma," panggil seseorang dari pintu yang barusan terbuka.

"Aska, kapan kamu pulang nak Mama denger kamu lagi di Surabaya?" tanya Tania segera berdiri dan menghampiri  menantunya, ya dia adalah Aska.

"Barusan Ma aku denger Papa sakit, jadi aku langsung pulang, " ucap Aska menyalami tangan Tania.

"Iya tapi Papa udah mendingan kok, sebaiknya kamu bawa pulang Muara kasian dia udah jagain Papa dari tadi siang," ucap Tania menatap putrinya yang tertidur di sofa.

Aska hanya menjawab omongan Tania dengan senyum tipis. Aska menghampiri Maura mencium keningnya singkat Tania yang melihat itu tersenyum bahagia sepertinya pernikahan anaknya sangat bahagia.

Maura yang terusik akhirnya perlahan membuka matanya dan mendapati Aska yang menatapnya, awalnya Maura sempat terkejut mendapati Aska yang ada di depannya.

"Kamu ngga di Surabaya?" tanya Maura bingung.

"Barusan pulang," jawab Aska.

"Ra kamu pulang aja, kamu pasti capek tidur disini," ucap Tania membuat pandangan Maura beralih menatapnya.

"Nggak apa-apa Ma?" tanya Maura.

"Iya udah gih sana pulang sama Aska motor kamu biar Pak Bejo yang nganterin pulang," ucap Tania dan pada akhirnya Maura menganggukkan kepalanya.

Maura berdiri dari kursi lagi-lagi dia harus menahan kakinya yang semakin lama terasa ngilu. Setelah itu keduanya berpamitan dengan Tania.

Di mobil hanya keheningan yang menyelimuti keduanya Aska sibuk dengan jalan di depannya, sedang Maura berusaha menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak mengeluarkan rintihan yang bisa membuat Aska tau.

Sesampainya di rumah

Aska turun dari mobil diikuti Maura yang ada disampingnya.

Maura menggigit bibirnya kuat-kuat merasakan kakinya yang semakin sakit saja saat dibuat berjalan. Aska yang menyadari itu langsung berhenti dan menatap Maura.

"Kamu sakit? tanya Aska lekat memandang Maura.

"Efek belum makan," bohong Maura yang di angguki Aska.

AURALASKA (Tersedia di Gramedia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang