REYNARA-20

10.4K 944 121
                                    

HOLLA READERS.

BUDAYAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA. BIAR SEMANGAT UPDATE NYA.

—Happy Reading—

Didalam sebuah hutan yang gelap gulita. Rey hanya bermodalkan senter ponselnya untuk menerangi langkahnya, dalam menyusuri hutan bersama dengan Alvion.

“Rey, gue tau lo khawatir. Tapi bukan berarti harus panik, yakin deh, Kiara gak kenapa-kenapa kok.”

Rey tidak menggubris perkataan Alvion selain mengikuti ikatan pita yang tergeletak di sepanjang tanah. Dirinya sangat yakin, seseorang tengah mempermainkan Kiara hingga masuk kedalam hutan yang gelap ini.

“Cadel, lo dimana?!” teriak Rey mengindahkan pandangannya ke segala arah. Pria itu mengusap kasar wajahnya sesaat, di tengah kepanikannya mencari Kiara.

Alvion yang hendak menepuk bahu Rey, tertahan saat tak sengaja menginjak sesuatu. Dirinya lantas mengambil sesuatu yang ia injak barusan, rupanya lipatan kertas. “Rey, coba lihat ini.”

Mendengar penuturan Alvion, Rey menolehkan pandangannya sejenak. Dirinya lantas mengambil kertas tersebut dari tangan Alvion. Betapa terkejutnya ia, saat melihat kata demi kata yang tertulis.

“Sialan! Siapa yang berani jebak Kiara?!” Alvion mengumpat kesal membacanya. Berbanding dengan Rey yang mengepalkan tangannya erat-erat, sebelum akhirnya menyimpan lipatan kertas tersebut kedalam sakunya.

“Jalan satu-satunya, cuma pita ini. Tapi kenapa cuma berhenti di depan sana?” tutur Alvion berpikir sejenak. “Dan lo sadar gak sih Rey, kita ini cukup jauh dari tempat tadi? Hampir sepuluh menit kita masuk kedalam hutan, gak ada hasil apapun.”

“Gue yakin, cadel masih disekitar sini.” Rey kembali melanjutkan langkahnya, setelah mengatakan hal demikian.

Pria itu jelas khawatir akan kondisi Kiara. Terlebih Kiara adalah tunangan nya, wanita yang dirinya harus jaga melebihi nyawanya sendiri. Bagi Rey, Kiara adalah dunianya. Dunia yang ia nantikan kehadirannya sejak dulu. Sekalipun di hidup Kiara, dirinya hanyalah figuran semata.

“KIARA LO DIMANA?!” Alvion berteriak kencang mengeluarkan semua tenaganya yang tertahan sejak tadi. “KIARA LO DENGER SUARA GUE GAK?!”

Alvion terus menyusuri langkah Rey, sesekali berteriak. Namun tak lama dari itu, langkahnya terhenti saat sekilas melihat sebuah benda yang sekilas terang, seperti sebuah jaket yang sedikit mengkilap akibat pantulan senter miliknya.

“Rey, itu apa?” Alvion merapatkan tubuhnya kearah Rey saat merasa bulu kuduknya berdiri. Ia merasa merinding dengan hawa disekitarnya.

Rey berdecak. “Lo, ngapain mepet-mepet ke gua?”

“Ck, buruan lihat itu, kuyang bukan sih? Atau kuntilanak?!” histeris Alvion memejamkan matanya, sembari menunjuk hal yang ia lihat barusan dengan senter ponselnya.

Rey mengikuti kearah senter Alvion. Awalnya, ia merasa terkejut saat melihat sebuah punggung seseorang yang membelakangi mereka, dengan rambut panjangnya. Namun, sedetik kemudian dirinya menginjak keras kaki Alvion.

“Itu temen lo, bangsat!”

Alvion membelalakkan matanya, seketika dirinya langsung membuka matanya. Pria itu dapat melihat Rey yang sudah melenggang pergi, mendekat kearah sosok yang dikira Kiara. Lantas, dirinya juga turut mengikuti Rey kearah sosok tersebut.

REYNARA [XS-2 NEW VERSION]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt