~Bab 7 Sandiwara Valken Wild~

28 4 0
                                    

~~Pecundang selalu melakukan banyak cara untuk menang. Salah satunya adalah membawa kawan yang tak sebanding dengan lawan~~

Satu menit berikutnya, geng Dennis berhasil melumpuhkan geng Marsha. Dennis menyeringai lebar menghampiri Lime yang memakan sisa bakso terakhir.

"Halo, Lime sayang..." Dennis duduk berhadapan dengan Lime diikuti Radit dan Sandi. Sementara teman-teman Lime terduduk di tanah dijaga oleh geng Dennis agar tidak bisa lagi melawan.

"Liat sekarang kan, siapa yang jagoan?" sindir Dennis.

Lime kelihatan acuh tak acuh bahkan terlihat santai menikmati es tehnya.

"Kita dikacangin, Den," ujar Radit.

"Heh, jadi cewek jangan sok jual mahal lo!" hardik Sandi. Ia merebut gelas teh dari tangan Lime secara kasar.

Lime menatap datar ketiga cowok itu. Ia memandang teman-temannya yang berada agak jauh darinya.

"MARSHA! FELYCIA! KALIAN NGAPAIN NGALAH SIH? KENAPA GAK DIHAJAR AJA?!" Lime berteriak.

"EMANG SENGAJA! BIAR MEREKA SENENG!" Marsha balas teriak.

"Apa? Ngalah? Lo gak liat tadi, geng gue menang bukan karena kalian ngalah! Tapi emang kita aja yang hebat!" Dennis tak terima.

"Iya nih. Lo pikir geng lo itu hebat?" cebik Radit.

Lime tersenyum miring seraya berdiri dari duduknya. Ia berdeham pelan.

"Udah gak usah akting lagi! Sikat aja!" perintah Lime menatap teman-temannya. Mereka pun ikut menyeringai dan seketika langsung menghajar habis-habisan anggota geng Dennis.

Sementara Dennis terbelalak begitu juga Radit dan Sandi. Lime tersenyum menatap teman-temannya yang kembali bangkit.

Ya, memang itulah taktik Valken Wild, geng motor Lime. Jika lawan yang mereka hadapi lebih banyak, maka mereka akan berpura-pura menyerah pada awalnya. Lalu saat lawannya lengah, mereka kembali menyerang secara tiba-tiba.

"Gak mungkin!" Dennis mencebik. Ia menggenggam erat pergelangan tangan Lime dan menariknya hingga cewek itu menghadap padanya.

"Lo curang!" Dennis melotot pada Lime. Sementara yang ditatap membalasnya dengan tatapan santai.

"Kenapa, Dennis sayang?" Lime menekankan kata 'sayang' pada Dennis, membalas yang Dennis lakukan sebelumnya. "Lo takut babak belur lagi?" sindir Lime.

Dennis menatap beringas wajah cewek dihadapannya.

Satu menit berikutnya, keadaan berbalik. Melihat gengnya yang sudah kalah, tanpa menunggu lagi, Dennis segera menyuruh teman-temannya cabut dari tempat.

"GUE BAKAL BALES LO, ME!" ujar Dennis sebelum melesat pergi bersama gengnya.

Sepeninggal mereka, Marsha and the geng kembali duduk ditempat masing-masing. Mereka kembali melakukan aktifitas biasa-- bercanda seakan tak pernah terjadi apa-apa.

🖤🖤🖤

Waktu cepat berganti. Kini siang telah menjelma menjadi malam.

"Mau kemana, Me?" tanya Wildan yang duduk di sofa-- seperti biasa sedang membaca kumpulan Hadits.

"Keluar bentar," jawab Lime singkat tanpa menoleh.

"Ga boleh," cegah Wildan. Nadanya terdengar tegas. Ia meletakkan kitabnya di atas meja kemudian ia menghampiri sang adik yang berdiri diambang pintu.

"Lho, kenapa, Bang?" Lime menautkan alisnya.

"Kamu nggak liat? Ini udah jam sembilan malem!" Wildan menunjuk jam yang menggantung di dinding.

Lime hanya menatap jam itu dengan polos. "Emang kenapa?"

"Astaghfirullahal adzim!" seru Wildan menepuk keningnya. "Kamu itu cewek. Jangan sering keluyuran! Apa kata tetangga nanti?"

Lime mendengus. "Biarin apa kata tetangga. Lime nggak akan denger!" balas Lime acuh tak acuh.

Wildan hendak melanjutkan tausyiahnya, namun telepon rumah berbunyi hingga lelaki itu terpaksa menghentikan aktivitasnya.

"Kamu jangan kemana-mana. Abang mau ngangkat telepon dulu." Wildan mengingatkan.

Karena pintu kesempatan untuk kabur terbuka lebar, Lime tak membuang waktu lagi. Ia segera berlari ke luar melesat dengan motor matiknya.

"Lime! Lime!" Wildan yang sudah mengangkat telepon berniat mengejar adiknya namun nihil. Dia tidak berhasil. Akhirnya lelaki itu hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan adik semata wayangnya itu.

🖤🖤🖤

"Kang Dedi jangan cepat-cepat jalannya," ucap Megan mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Kang Dedi yang berjalan lebih dulu darinya. Mereka baru kembali dari supermarket terdekat untuk membeli keperluan.

"Makanya kau ini jangan lelet kalau jalan," balas Kang Dedi.

Langkah keduanya terhenti saat mendengar suara dari balik semak-semak. Mereka saling tatap kemudian menatap semak yang bergerak itu.

"Apa itu, Kang?" Megan bersembunyi dibalik tubuh Kang Dedi.

"Mana Kang Dedi tau? Jangan-jangan itu...." Kang Dedi menggantung ucapannya. Ia melirik mata Megan.

"HANTUUUU!!" teriak keduanya bersamaan dengan larian secepat kilat meninggalkan tempat.

"Meoongg..."  Seekor kucing keluar dari balik semak-semak itu.

(Wkwkwkwkwk🤣🤣🤣)

🖤🖤🖤

Motor matik itu diparkir di garasi sebuah rumah cukup mewah. Disana telah ada motor matik lain milik sahabat Lime.

Cewek itu melangkah masuk ke dalam rumah besar tersebut. Tiba di ruang depan, sudah terdengar suara menggema musik DJ dari lantai dua yang tak lain adalah ruang musik milik Dj Reva Revita. Kakak kesayangan Lime and Friends.

Dirumah itu memang tidak ada siapapun karena orang tua Reva sedang berada diluar negeri. Dia hanya tinggal dengan seorang pembantu yang setia mendampinginya layaknya orang tua Reva sendiri.

Lime mendorong pintu ruang musik itu. Di dalam terdapat Reva, Felycia, Nadya dan Mikayla. "Darimana aje lu?" sapa Nadya.

"Kirain gak akan dateng," timpal Felycia. Mereka duduk di sofa menonton Reva yang sedang asyik memainkan alat-alat dj. Lime ikut bergabung.

Reva yang melihatnya hanya tersenyum.

"Pasti abis diceramahin dulu ya, sama Aban Ganteng?" tebak Mikayla tepat sasaran.

"Tau aja," jawab Lime singkat.

Usai puas menikmati musik dj, Reva ikut bergabung juga dengan cewek-cewek itu. Mereka duduk berhadap-hadapan sambil memakan cemilan.

Mereka berbincang-bincang seperti biasa, cukup lama hingga jam menunjukkan pukul setengah dua belas malam, dan waktunya mereka untuk pulang.

🖤🖤🖤

Karena tak ingin mendengar ceramah dari 'Ustad Wildan', Lime memutuskan masuk lewat jalan rahasia yaitu manjat balkon. Dan sekali lagi, alam berpihak padanya, dia berhasil masuk kamar tanpa ketahuan siapapun. Dan kabar baiknya, semua orang telah terlelap dalam buaian mimpi setelah ia mengintip dari balik pintu kamarnya.

🍋🍋🍋

Gimana nih menurut kalian ceritanya? Jangan lupa vote and komen ya gaeeesss....😺😺

Cantik-Cantik Berandal (Trailer)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora