Bab 10 Secuil fakta Rio

39 5 0
                                    

Hai hai para readers kuuhh...
Ada yg kangen ama Lime nggak nih?
Keknya nggak ada dehh😥
Yaudah gapapa. Kita lanjutt aja ya ceritanya....

"Maksud lo apa?!" Lime bertanya santai dengan ekspresi wajah datarnya. "Lo ngapain ngakuin gue sebagai pacar lo?!"

"Sorry. Gue cuman pengen Mami gue bahagia." Rio berusaha menjelaskan.

"Terus? Gue harus peduli gitu?"

"Sebenernya.., kalo lo mau tau, lo itu mirip seseorang dimasa lalu gue."

Deg!

"Maksud lo?" Lime mengangkat salah satu alisnya.

Cowok itu merangkul cewek berambut hitam panjang itu sambil keduanya menikmati indahnya suasana pantai di sore hari. Senja menyinari kedua insan tersebut dengan ditemani kicau burung camar.

Namun tanpa sepengetahuan mereka, tatapan tajam nan sinis memantau. Seorang cowok yang merupakan pacar cewek tersebut. Hatinya terbakar menyaksikan hal itu. Tangannya mengepal menahan amarah.

Dialah Rio. Cowok yang berhasil dipermainkan hatinya oleh seorang cewek selebgram disekolahnya. Rupanya cinta cewek itu tidak cukup tulus untuk Rio.

Tanpa menunggu lama lagi, Rio melangkah menghampiri kedua orang itu. Menarik bahu selingkuhan pacarnya dan langsung mendaratkan pukulan pada tulang pipi cowok itu.

Lantas pacar Rio tersentak. Ia membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya. "Rio, STOP!" cegah si cewek. Ia berusaha melerai kedua cowok dihadapannya yang saling menyerang satu sama lain dan akhirnya berhasil.

"Apa-apaan lo, Yo?!" bentak cewek itu bernama Vera. Ia mendorong bahu Rio karena tersulut emosi.

Rio menatap Vera tak percaya. "Gue apa-apaan?" Ia membalikkan pertanyaan. "Lo Yang apa-apaan! Lo selingkuh dibelakang gue! Lo sadar apa yang lo lakuin ini nggak?!" Rio sama-sama emosi. Ia tak percaya pada kenyataan ini. Cewek yang selama ini ia sayangi dan lindungi ternyata bermain api dibelakangnya.

Vera membuang muka sembari menyeringai. "Gue sadar apa yang gue lakuin, Yo. Gue juga sadar, kalo hidup sama lo cuman bikin gue susah. Makanya gue lebih milih bareng Arfan daripada sama lo." Vera berucap seraya menunjuk wajah Rio.

"Lo Yang harusnya sadar, Yo. Lo itu miskin dan gak punya apa-apa. Modal tampang doang gak bisa bikin hidup gue bahagia."

Kali ini ucapan Vera benar-benar menusuk tepat ulu hatinya. Tega sekali Vera mengatakan hal semenyakitkan itu. Apa dia benar-benar sudah kehilangan akal?

Disaat-saat itu Rio memang masih belum memiliki apa-apa. Orang tuanya miskin dan Reva kakaknya pun masih berjuang dalam masa-masa kuliah. Papi Rio menjadi TKI diluar negeri begitu pun sang Mami. Maka dari itu tak heran bila kata-kata Vera begitu menusuk hati Rio.

"Terus, lo mau apa?" Rio bertanya pelan. Ia tak sanggup lagi dengan sandiwara ini. Biar saja ia yang mengalah. Biar saja ia yang tersakiti.

"Kita PUTUS!" ujar Vera menekankan kata 'putus' agar Rio mengerti.

Rio mengembus napas panjang. "Oke kalo itu yang lo mau. Gue bakal pergi dari kehidupan lo. Tapi jangan jangan nyesel suatu saat."

"Apa? Nyesel? Yang ada gue nyesel karena udah mau pacaran sama cowok kere kayak lo!" Vera menunjuk wajah Rio dengan penuh penekanan di setiap kata.

Emosi Rio semakin meluap. Tidak tahan dengan hinaan yang dilontarkan mulut Vera. Jika saja Vera adalah cowok, pasti dia sudah mengeluarkan jurus baku hantam terbaiknya. Tapi mana mungkin Vera adalah cowok? Kalau Vera cowok, tidak mungkin Rio memacarinya. Iya kan?

Cantik-Cantik Berandal (Trailer)Where stories live. Discover now