Bab 12

35 6 0
                                    

~~Jangan menggunakan taktik pengecut untuk mengalahkan lawan~~

"Ya elah, bro santai aja kali. Gue yakin kita pasti bisa bales dendam sama cewek itu," ujar Sandi saat melihat temannya itu kesal karena berkali-kali gagal membuat perhitungan pada Lime.

Dennis and the geng berada di markas biasa mereka. "Pokoknya gue nggak mau tau. Kalian semua harus cari cara supaya bisa bikin tuh cewek berlutut dihadapan gue," balas Dennis dengan tatapan elangnya.

"Gak perlu cari tau lagi." Ucapan itu berasal dari Radit. Ia berujar santai dengan minuman ditangan kanannya sembari melemparkan selembar foto dihadapan Dennis.

Dennis serta yang lain menatap bingung Radit dan foto itu secara bergantian. "Maksud lo apa?" Dennis mengangkat salah satu alisnya seraya mengambil foto itu. Memperhatikannya dengan seksama begitu juga Sandi yang melongo untuk melihatnya.

"Siapa dia?" tanya Sandi penasaran.

"Dia sepupunya Lime. Kita bisa gunain dia buat nyakitin Lime," ucap Radit ambigu.

"Maksud lo?" Dennis beralih pada wajah Radit.

Sementara Radit mengeluarkan seringai sadisnya.

🍋🍋🍋

"Buju busret!" seru Nadya saat motornya mendadak tak berjalan. Ia langsung menepikan motor matiknya dipinggir jalan. Sementara Mikayla dan Felycia ikut memberhentikan motornya juga.

"Kenapa, Nad?" tanya Felycia.

"Mogok keknya," jawab Nadya sembari memeriksa bagian bawah motornya.

"Ah elah! Keadaan genting begini bisa-bisanya nih motor mogok!" Nadya mencebik kesal.

"Ya udah deh, kita berdua duluan aja. Ini demi si Lemon." Mikayla menaiki motornya begitu pun Felycia.

"Waduh tega bener kalian!" Kesal Nadya.

"Udah deh tunggu situ aja. Ntar kita mampir lagi," ujar Felycia sambil melajukan motornya bersama Mikayla.

"Anjir gue beneran ditinggal!" Nadya menendang kaleng didekat kakinya ke arah jalan raya. Dan sialnya sekarang benar-benar bertubi-tubi karena kaleng itu tanpa sengaja mengenai kepala seorang orang yang mengendarai motor sport dengan helm full face. Ya untunglah orang itu mengenakan helm.

"Astaganaga!" pekik Nadya. "Pake segala kena orang lagi!"

Orang itupun menepikan motornya di samping motor Nadya. Membuka helmnya dan... Nadya terperangah.

"Anjayy ganteng bener!" gumam Nadya terkagum melihat manusia yang kini telah berdiri tegap dihadapannya.

Usianya dua puluh tahunan dengan rambut yang tersisir rapi ke belakang. Memakai kemeja rapi dan celana hitam longgar serta sepatu pantofel coklat. Orang itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana sambil menatap datar Nadya yang masih setia bergeming ditempat demi melihat ketampanan manusia dihadapannya itu.

"Ma-maaf. Gu-gue gak sengaja nendang tuh kaleng," ucap Nadya terbata-bata.

Lelaki itu mengangkat sebelah alisnya. "Untung gue make helm. Untuk kali ini gue maafin," balas lelaki itu kemudian berbalik dan melenggang pergi.

Cantik-Cantik Berandal (Trailer)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang