RAYAN PART 3

125K 12K 672
                                    

WELCOME BACK READERS❤️
Tolong tandain kalau ada typo yaa❤️

•••
"ABELLL! LO GAPAPA KAN? LO BAIK BAIK AJA KAN? ADA YANG LUKA GA?" Saat baru sampai di kelas, Aura langsung menyerang Abel dengan berbagai pertanyaan. Tangannya tidak berhenti meraba wajah Abel hingga membuat Abel risih.

"ISH APAANSIH LO RA! JARI LO MASUK KE HIDUNG GUE BANGSAT! YA ALLAH TEMEN SIAPA SIH!" Karena kesal dengan tindakan Aura yang membuatnya risih, Abel menyingkirkan tangan Aura dari wajahnya. Anin yang melihat kelakuan kedua sahabatnya hanya menggelengkan kepala sembari tersenyum kecil.

"Kan gue khawatir upil kuda, Anin kemarin udah cerita sama gue,"

"Gue baik baik aja Aura sayangku, cintakuuu," Abel berusaha sabar dengan memberikan senyuman lebar yang ia buat buat kepada Aura.

"Syukur deh, eh btw Naden tau ga?" tanya Aura.

Mampus.

"Gue gaberani ngasi tau anjeng. Yang ada gue kena damprat dia karena keluar sendiri malem malem." Naden memang melarang Abel untuk keluar larut malam sedangkan Abel adalah gadis yang keras kepala. Prinsip Abel mah kita terobos aja kali ye. Maka dari itu ia tak berani memberitahu Naden.

Mungkin mulai sekarang ia akan menuruti kata kata Naden. Atau mungkin ini adalah sebuah karma karena ia menentang pacarnya. Sudahlah biarkan Abel berkelana dengan pemikirannya.

"Guys, gue ke perpustakaan dulu ya. Ada buku yang harus gue cari." Anin berpamitan kepada kedua sahabatnya.

•••
Namun tidak sesuai ucapannya, Anin tidak melangkahkan kakinya ke perpustakaan melainkan ke rooftop sekolah. Ia perlu udara segar saat ini.

"Ngapain lo?" Suara serak nan berat itu membuat Anin membuka matanya yang sedang terpejam. Kegiatan menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya tertunda karena mendengar suara asing.

"Rayland? ngapain lo disini?" Anin menanggapi dengan santai.

"Orang nanya itu harusnya dijawab, bukannya ditanya balik." Dengan nada datar khasnya Rayland menjawab Anin. Rayland menempatkan dirinya di samping Anin yang sedang berdiri di pembatas rooftop. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana menambah kesan gagah Rayland.

"Cuman pengen aja." Anin menanggapi pertanyaan Rayland dengan singkat. Rayland yang mendengar itu hanya berdeham.

"Lo kenapa baru muncul sekarang Anin?" Rayland menghadapkan tubuhnya ke arah Anin yang sedang menatap ke jalanan yang dipadati oleh kendaraan.

"Pengen aja." Wah sepertinya Anin harus diberi penghargaan. Baru kali ini Rayland mendapat respon cuek dari seorang gadis yang sialnya semakin membuatnya penasaran dengan kehidupan Anin.

Saat kelas 10 Anin memang lebih sering diam di kelas daripada diluar kelas. Setiap berangkat sekolah Anin akan datang lebih pagi sehingga sedikit murid yang melihatnya. Ia akan membawa bekal makanan dari rumah sehingga ia tak perlu berbelanja di kantin.

Saat pulang sekolah, sopir selalu dateng sebelum jam pulang sekolah sehingga Anin tak perlu menunggu jemputan lagi.
Anin tidak tau mengapa ia menjadi seperti itu, yang pasti ia merasa seperti tidak ingin untuk bergabung dengan mereka mereka yang asik bercanda dengan temannya dan lebih sibuk dengan lagu lagu yang berada di playlistnya.

Namun semenjak ia memasuki kelas 11, Anin berpikir bahwa tidak baik untuk menutup diri terus. Ia juga perlu mengenal lingkungannya dengan baik.

Walaupun begitu bukan berarti ia tak mengetahui berita mengenai sekolahnya, salah satunya tentang Argos dan Rayland.

RAYAN ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now