RAYAN PART 33

64.9K 7.4K 1.1K
                                    

HALLO! Jangan lupa vote sebelum membaca dan ramein tiap paragraf yaa❤️

Baca part sebelumnya dulu ya! Buat kalian yang udah lupa<3

Masih kuat kan nunggu author update?🥺

Kalau ada typo maklumin yaa<3

Happy reading❤️
•••
Klik!

Sebuah ponsel terletak di tengah-tengah meja panjang yang terbuat dari kayu jati dengan ukiran kuno di setiap sudutnya. Rekaman berisi percakapan antara Alden dan juga Ranaka berakhir.

Anggota inti dan juga beberapa anggota Argos lainnya duduk berjejer di kursi yang sudah disediakan. Suasana ruangan itu terasa sangat kelam. Terlebih lagi ketua mereka sama sekali tidak mengeluarkan suara sedari tadi.

"I know." tatapan sayu tapi tajam milik Rayland beralih menatap Aslan yang berada di sampingnya.

Aslan memberikan raut bertanya. Seolah tidak mengerti dengan ucapan Rayland.

"I know everything." ucap Rayland dengan suara lirihnya. Pemuda dengan aura sepekat malam itu tidak menunjukkan ekspresi apapun selain datar. Jari telunjuk nya terus mengetuk ngetuk permukaan meja.

Tuk! Tuk! Tuk!

Para anggota Argos dilanda kebingungan setelah mendengar percakapan antara Alden dan papa nya. Mereka tidak tau harus memberi respon seperti apa.

Naden mengerutkan keningnya dengan tatapan menuju ponsel Aslan yang berada di tengah meja. Otak nya seolah memikirkan sesuatu.

"What do you mean? Berarti lo emang udah tau kalo selama ini Alden di peralat sama papa nya?" tanya Aslan memastikan.

Rayland menyenderkan punggungnya seolah mencari posisi nyaman. Tak lupa dengan kedua tangannya yang bersedekap dada membuat aura kewibawaan pemuda itu semakin menguar. "Yes."

"ANJIM SIA SIA GUE JADI SASAENG. NIAT BIAR DAPET PUJIAN MALAH ZONK." Aslan meluapkan kekesalannya kepada Rayland.

"Lo juga kenapa ga bilang sih kalo udah tau?" tanya Aslan dengan nada kesalnya.

"Nunggu waktu yang tepat. Karena gue ga boleh gegabah. Bukan berarti gue enggak pengen ngasih tau kalian. Tapi, banyak hal yang harus gue pertimbangin buat ngasih tau kalian semua. Dan sekarang, kita tinggal tunggu mainnya." jawab Ray. Tatapan tajam milik pemuda itu seolah menghunus mereka semua yang berada di ruangan itu.

"Tapi kalo gue pikir-pikir, disini cara Alden juga tetap salah. Kita ga bisa membenarkan kelakuan dia selama ini, disamping dia memang diperalat papa nya." Naden yang sedari tadi berpikir keras akhirnya mengeluarkan suaranya.

Beberapa anggota menganggukkan kepala mereka seolah setuju dengan ungkapan Naden. Mau bagaimanapun, perbuatan Alden tetap sangat buruk. Pemuda itu sangat licik bagi mereka semua.

"Sebentar lagi, kita bakalan dapat undangan." Rayland menyeringai lalu menyesap wine nya yang masih tersisa.

"Pertempuran antara anak dan ayah? not bad. " gumam Rayland.

***

"Udah tua jangan banyak gaya deh. Sekarang kram kan pinggangnya!" Anin sedari tadi tidak berhenti mengoceh.

Vano yang menjadi sasaran empuk ocehan dari anak gadisnya hanya bisa merem-melek merasakan kompresan dari air dingin menyentuh pinggangnya yang nyeri. Pria dengan status duda satu ini memang seperti cacing kepanasan.

Saat ia sedang melakukan karaoke di ruang keluarga sendirian, pria itu dengan pede nya berlagak seperti penyanyi profesional dan berjoget tanpa kenal lelah. Tanpa sadar Vano meregangkan pinggangnya terlalu berlebihan sehingga menyebabkan pinggangnya kram yang mungkin mencapai rating 8/10.

RAYAN ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now