RAYAN PART 24

84.7K 8.7K 875
                                    

Hallo! Sebelumnya thank you banget buat ucapan kalian di part sebelumnya🥺❤️ stay healthy kalian semua!❤️

Vote sebelum membaca dan ramein tiap paragraf yaa❤️

Bacanya pelan pelan guys, jangan kayak dikejar setanㅋㅋㅋ

Happy reading!❤️
•••
"ARGHHHH ARION SIALAN!" ruangan Ranaka saat ini sudah seperti kapal pecah. Ia menghancurkan seisi ruangan kerjanya, entah itu memecahkan atau memukul setiap barang yang ada di ruangannya ini.

Para pegawai yang berada di luar ruangan melanjutkan pekerjaan mereka dengan raut tegang mendengar setiap teriakan kemarahan dari bos mereka. Di dalam ruangan itu hanya terdapat Ranaka dan juga Bayu asistennya.

Bayu menundukkan kepalanya tidak berani melihat kemarahan tuannya. Setelah ia memberitahu pembatalan kerja sama yang diajukan langsung oleh Airlangga papa Al, Ranaka seketika berang. Apalagi saat mengetahui bahwa Arion lah yang sekarang menjadi backing-an Airlangga.

Ranaka berteriak mengeluarkan amarahnya. Sejak SMA ia selalu membenci Arion karena Arion selalu lebih unggul dari dirinya. Ranaka adalah tipe orang yang tempramen dan sangat egois. Apapun harus ia dapatkan entah itu dengan cara yang jahat sekalipun. Ia tidak segan-segan untuk membunuh lawannya jika hal itu itu bisa membuat ia mendapatkan apa yang ia inginkan.

Setelah puas mengeluarkan amarahnya, Ranaka menghembuskan nafasnya kasar. Matanya memerah, rahangnya mengeras, dan tak lupa urat di pelipisnya yang menonjol saat ini dapat menggambarkan seberapa emosinya pria paruh baya itu sekarang.

"Tunggu pembalasan saya." gumam Ranaka geram dengan tatapan menerawang ke arah jalanan ibu kota yang terlihat dari lantai tertinggi gedung perusahaannya.

•••
Jam sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi. Tetapi seorang gadis yang masih bergelung manja dengan selimutnya, belum berniat untuk membuka matanya yang masih tertutup dengan rapat.

Suara dering ponsel membuat gadis itu seketika terkejut dalam tidurnya. Dengan malas, ia meraba raba meja nakas untuk mencari ponselnya yang masih belum berhenti berdering.

"Halo," guman Anin dengan suara yang serak. Ia benar benar ingin melanjutkan tidurnya saat ini juga. Ia baru tidur pukul 3 pagi karena maraton menonton serial netflix di laptopnya.

Pemuda di seberang sana tersenyum kecil mendengar suara serak gadis itu.

"Baru bangun?" tanya Rayland dengan suara beratnya.

Anin yang masih linglung, mengerutkan keningnya dengan mata yang masih tertutup. Ia membuka kelopak matanya lalu menyipitkan penglihatannya untuk melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Seketika Anin terduduk di kasurnya dengan raut wajah yang sedikit terkejut.

"Halo?" panggil Ray saat tidak mendengar sahutan dari Anin.

"Ha-halo," jawab Anin canggung.

Rayland terkekeh kecil membayangkan raut bingung milik Anin. Pasti sangat menggemaskan.

"Baru bangun?" tanya Rayland sekali lagi.

"Iya, gue baru tidur jam tiga pagi."

"Jangan di biasain begadang." Anin rasanya ingin guling-guling di kasurnya saja saat ini. Suara berat Rayland sangat menggoda iman.

RAYAN ✔️ [TERBIT]Where stories live. Discover now