9

933 156 7
                                    

.
.
.

Pintu perpustakaan berderit kecil saat dibuka. Pintu besar yang sudah tua. Mungkin harus diberi pelumas agar suara engselnya tidak semakin mengganggu dan menggema dalam ketenangan perpustakaan manor besar ini.

Arin akhirnya menemukan dan menghampiri Taehyung yang duduk pada kursi gantung disudut perpustakaan. Sedikit sulit ditemukan karena tubuh langsing tuannya itu tenggelam nyaman pada bantal-bantal empuk disana, menyatu dengan keseluruhan suasana.

Taehyung duduk tenang disana, disudut perpustakaan sendirian. Bermain di perpustakaan adalah hal yang belum begitu lama ini selalu menemani Taehyung dengan kebosanannya.

Semua orang sibuk dengan tugas mereka masing-masing. Dia bahkan baru tahu saat Arin menceritakan kalau dirinya akan bertemu keluarga Jeon hanya jika diundang untuk makan malam lagi. Ternyata mereka memang selalu makan sendiri dan baru akan berkumpul bersama jika ada hal yang ingin disampaikan secara umum.

Dan Jeongguk. Tidak seperti saat di vila, sekarang Taehyung  jarang sekali melihatnya. Hanya beberapa kali saat dia terbangun lebih awal dipagi hari atau saat Jeongguk yang kembali ke kamar lebih awal. Dia memiliki banyak pekerjaan, banyak sekali. Itu yang selalu dikatakannya pada Taehyung setiap mereka bertemu.

Pelayan muda tersebut mendekati Taehyung, duduk pada bangku rendah kecil didepan tuannya. Nampak tidak ingin menggangu Taehyung yang begitu serius dengan buku didepannya.

Kali ini bukan buku novel romantis lagi yang dibacanya. Dia beralih ke buku dongeng bergambar. Cahaya matahari sore menyinarinya. Memantul  dari jendela besar disampingnya dan membuat Taehyung nampak semakin indah.. dan hangat. Arin terdiam sejenak terpesona dengan keindahan yang memanjakan matanya.

"Tuan," suaranya pelan, tidak ingin membuat Taehyung terganggu.

Taehyung mendongakkan kepalanya, sedikit pusing karena menunduk terlalu lama. Pelayan itu mulai berbicara lagi saat Taehyung sudah kembali memperhatikan. Mengangguk mempersilahkannya berbicara.

"Tuan Jeongguk mencari Anda."

Arin tersentak saat Taehyung tiba-tiba melompat dari tempatnya.

"Benarkah?! Dimana dia?!"

Dia menahan senyum lebarnya melihat semangat Taehyung. Suaranya, gestur tubuhnya. Terlihat sangat senang akan bertemu Jeongguk, seperti mereka sudah berpisah lumayan lama saja.

"Dikamar anda tuan."

"Ohh! Kalau begitu cepatlah!"

Taehyung berjalan cepat, sedikit berlari keluar dari perpustakaan besar itu. Sungguh tidak menyadari pandangan Arin yang terheran-heran melihat euforia yang begitu nyata dan besar dari dirinya.

~

Pintu kamar terbuka dengan suara keras saat Taehyung mendorong masuk. Mengangetkan Jeongguk yang sedang melipat lengan kemejanya di samping tempat tidur mereka.

"Kau seperti bersemangat sekali hari ini, ya?"

Jeongguk menatap Taehyung dengan senyum kecil tertarik di bibirnya.

Wajahnya memerah saat dia menyadari kelakuannya. Membuang pandangannya sejenak sambil mengatur ritme napas yang berantakan karena berlari. Kenapa juga dia bisa sangat senang seperti ini? Ini kan cuma Jeongguk!

"Tidak. Aku.. aku dengar kau memanggilku. Jadi kukira pasti penting, kan? Apa ini tentang masalah itu? Apa mereka sudah menemukan wanita itu?"

Bagus Taehyung. Bagus sekali. Dengan cepat memutar topik. Topik yang bisa jadi alasan menyelamatkan diri dari rasa malunya dan dapat kembali bersikap tenang.

01: 30 | KookVWhere stories live. Discover now