18

929 150 12
                                    

.
.
.

Taehyung duduk pada kursi yang disiapkan disamping ranjang Jeongguk. Suaminya sudah tertidur lelap karena efek samping obat.

Dia sampai setengah jam yang lalu. Saat Arin membangunkannya dan mereka langsung bergegas ke rumah sakit ditengah malam. Sayang sekali hanya dia dan Arin sendirian disini menemani Jeongguk. Tuan dan Nyonya Jeon sedang keluar kota, begitu juga dengan Somi.

Taehyung tidak menangis, cukup panik namun tidak ada air mata. Dia berusaha tetap tenang dan menghalau pikiran negatif yang datang, sedangkan sepanjang perjalanan tadi justru Arin lah yang terisak seperti anak kecil. Kenyataannya gadis itu memang masih dalam kategori remaja.

Mata Taehyung hanya berkaca-kaca. Benar. Dia tidak cengeng, cuma menetes sedikit saja kok. Keadaan Jeongguk cukup parah, ada banyak perban di kaki, tangan, dan tubuhnya. Pasti sakit sekali, pikirnya.

"Tuan Jeon, saya sudah mengurus semuanya." Seorang pria, yang Taehyung kenali sebagai salah satu bawahan Jeongguk, mendekatinya dan memberikan kertas-kertas administrasi rumah sakit.

Jeongguk ada diruang VIP tentu saja, karena rumah sakit ini masih berada di wilayah manor Jeon.

"Terima kasih."

Pria tersebut kemudian keluar, meninggalkan Taehyung dan Arin.

"Tuan, istirahatlah kembali. Anda tidak boleh terlalu lelah, biar saya yang akan berjaga." Arin mendekati Taehyung, menawarkan diri berjaga karena dia juga khawatir dengan kondisi Taehyung.

Taehyung mengangguk, beranjak dan mulai berbaring pada salah satu ranjang yang sudah disiapkan untuknya.

"Tolong bangunkan aku jika terjadi sesuatu, ya?"

"Baik Tuan."

~

Jeongguk meringis saat Taehyung membantunya berganti baju setelah mengganti perban. Tangannya yang terluka terasa sakit saat digerakkan.

Hanya ada mereka berdua saja disini, dan dua orang penjaga didepan. Arin sudah disuruhnya pulang dan membawa beberapa pakaian dan barang penting untuknya. Mengingat walaupun dia memang harus merawat Jeongguk, kandungannya tetap harus dijaga. Apalagi sudah dalam keadaan lumayan besar seperti ini.

Ayah, Ibu, dan Somi baru bisa tiba nanti malam karena urusan yang baru selesai dan perjalanan yang cukup panjang. Mereka juga butuh istirahat sebelum menjenguk orang sakit ini.

"Kenapa bisa sampai seperti ini?" sambar Taehyung langsung setelah Jeongguk kembali bersandar pada ranjangnya.

"Terjatuh dari kuda."

Kemudian Jeongguk menceritakan semuanya, tentang pertemuan yang dilaksanakannya dengan salah satu penyewa tanah di manor. Rute ke arah rumah penyewa itu memang cukup berbahaya karena badai beberapa hari yang lalu, sehingga rombongan Jeongguk memilih menggunakan kuda dimana jalannya tidak cukup untuk menggunakan mobil.

"Saat kami akan pulang, salah satu penjaga di depanku tidak sengaja menjatuhkan lampu minyak yang dipegangnya. Kudanya kaget dan mengamuk, menjatuhkan aku dari punggungnya. Jalannya memang sempit, hanya muat untuk satu kuda dan diapit tebing dan jurang. Untung saja aku terjatuh di bagian jurang yang masih ada batu dan semaknya."

Taehyung berdecak kesal. Jeongguk menceritakannya dengan santai dan diakhiri dengan tawa, seolah-olah dia tidak baru saja berada dalam bahaya.

"Hahaha.. lucu ya!! Bisa-bisanya kau tertawa setelah membuat orang panik. Lihat keadaanmu sekarang!" Taehyung memarahi Jeongguk, menunjuk-nunjuk perban ditubuhnya. Kasihan namun juga sangat kesal.

01: 30 | KookVWhere stories live. Discover now