Karmaku Tiba dan Padamulah Aku Memohon Iba

14 0 0
                                    

Selepas langkah ini dihilangkan oleh ketidaktahuan, aku kembali menemuimu. Lelaki sepertiku rasanya tidak akan pernah pantas lagi hadir dalam hidupmu. Menyalakan kembali perapian dalam sebuah rumah yang kutinggal tanpa pamit, meredupkan harap memendarkan sakit. Hatimu, tempat dimana tungku perapian rasa terjaga hangat. Sebelum akhirnya kuhancurkan segalanya. Terbakar, berkobar, melalaphanguskan sabar. Semua yang telah menjadi liar nyala api kau hadapi sebagai upacara kehilangan paling sendiri. Pergiku meninggalkan luka dan tangis; yang kau peras sekuat tenaga untuk memadamkan bara yang masih menyala, perihal hilang yang tiba-tiba.

Maaf. Akalku khilaf. Kosakata cintaku salah memilih paragraf.

Pikiranku terlalu dangkal dalam mengambil padunya keputusan. Kakiku bodoh dalam melangkah, mataku tak becus meraba arah. Bisa-bisanya tanah tempatku memijakkan kaki menjadi begitu jauh denganmu. Mendirikan hubungan lain di antah berantah, membuatku tersungkur lemah. Bahagia yang tak sampai seperempat jalan membuatku mulai paham. Yang selama ini aku lihat sebagai lembaran hubungan baru, ternyata hanyalah sekumpulan kertas yang tercipta dari pohon yang ditebang oleh tajamnya kepura-puraan.

Aku ingin memulai semuanya kembali denganmu. Kubuang semua gengsiku. Menjadi tidak tahu malu. Berusaha meminang kembali perasaan yang mungkin sudah tidak sepenuhnya mencintaiku. Walau begitu, aku tahu. Masih ada setitik aku di hatimu. Akan kutelusuri tiap-tiap lorong jiwamu yang kini ranap. Mengumpulkan kembali apa saja yang masih bisa menjadi harap. Tak peduli sesulit apa, kuusahakan segala cara untuk menemukan kembali segala potongan kenangan, serpihan perasaan, kepingan kerinduan yang tercerai berai karena kesalahan. Kukumpulkan semua, kususun kembali berdasarkan ejaan waktu, lalu akan kuletakkan segalanya seperti semula. Rapi kembali di rak-rak ingatan yang kau punya.

Tolong, terimalah kembali cinta seorang lelaki yang hilang separuh isi lumbung kehidupannya ini. Izinkan aku untuk bermata pencaharian lagi di ladang rindumu. Memanen setiap jerih payah dalam memadu kasih. Bangun pagi-pagi sekali untuk menyambut hadirmu. Lalu pulang petang setelah puas mendengar satu sama lain. Malam cepat-cepat bergegas pergi, pagi berangkat lebih awal. Semesta tahu aku ingin cepat-cepat untuk kembali menyiram benih kerelaan hati yang sekian hari lagi layu mati.

Apakah permohonanku ini bisa kau terima?

Dapatkah kita kembali berdiri di tuju yang sama?

Ataukah aku hanya lelaki yang tak tahu diri di matamu sekarang?

Diduakan pastilah menyakitkan. Hati remuk, ulu hati tertusuk, aliran darah tak lancar lagi keluar masuk. Jika saja waktu bisa kuputar ke kiri, sejauh sakit belum bersarang di hati, aku ingin kembali. Sosok yang ku kira lebih sempurna, bak turun dari Suralaya, akhirnya hanya jadi pencabik jiwa. Hadirnya palsu, dekapannya semu, karma begitu cepat menjemputku. Dia bergandeng, berjalan bersama cinta milik orang lain. Dan aku dibuangnya begitu saja ke tengah riuh jalanan. Hampir-hampir aku mati di tabrak laju kepedihan tak berkesudahan.

Karmaku telah tiba dan padamulah aku memohon iba.

Kalaupun pada akhirnya pengharapanku tak berbalas, aku hanya ingin kau tahu bahwa aku mencintaimu. Mata hati yang sempat tertutup ini telah kembali terbuka. Lebih tepatnya dibuka paksa kesadaraanya oleh kenyataan. Tapi itu tak menjamin pintu hatimu akan kembali terbuka untukku. Apa yang menguncinya bukanlah perkara sembarangan. Tercipta dari tempaan perasaan yang dimiliki empunya. Di rantai, lalu dikunci mati.

Tapi dengarlah barang sebentar. Aku akan selalu menunggu pintu itu dibuka kembali oleh puan rumahnya. Hari ini mungkin dia lupa dalam mengenaliku. Tapi suatu hari ia akan kembali ingat, bahwa orang ini juga sempat menjadi tuan rumah di sepetak ruang hati. Aku akan berdiri terus di sini, menunggu di depan pintu hati yang kini terkunci. Tegar, aku menunggu di teras depan. Menanti jawaban yang aku harapkan.

Hari-hari tak akan pernah kulewatkan tanpa mengetukmu pelan.

Baca tulisanku yang lain juga di sini:

Instagram/twitter : fajaresokhari

Fajar Esok HariWhere stories live. Discover now