Terbenam diantara Kita

62 4 0
                                    

Ingin ku katakan padamu, bila sebenarnya diriku benar-benar rindu hari-hari dimana matahari masih terbenam di antara obrolan santai kita. Suara ramah ombak sungai juga perahu-perahu yang kembali pulang setelah seharian pergi. Matamu terang kala itu, membiaskan warna jingga yang sedikit tertutup awan. Rias wajahmu sederhana dan kau tau aku menyukai itu. Tak kurang, tak lebih, dirimu apa adanya adalah segala bentuk ruang yang ingin kudiami lebih lama.

Kukatakan padamu jika seperti ini cukup untukku. Namun ku tak tahu apakah begitu juga bagimu? Kadang kulihat kau termangu bahkan saat aku ada didekatmu. Kadang, kau lebih sering menatap kosong ke arah rumput-rumput, pohon, dan mengelak saat mata kita tak sengaja bertemu.

Ku pikir kita bahagia-bahagia saja, karena begitulah yang kurasakan. Seandainya segala perasaan yang kurasa tiap kali kita bertemu dapat kubingkai dan kuserahkan padamu, aku yakin rumahmu akan kehabisan ruang untuk pajangan lain.

Aku tak ahli menebak. Apalagi menebak perasaan yang kulihat diam-diam mulai menyembunyikan. Aku datang dan kutanya perlahan. Tak begitu banyak jawaban. Yang kudapat hanya, "aku bosan." Lalu kau pergi, meninggalkan aku yang kini duduk tertunduk sendirian.

Beberapa pesan aku kirimkan, mencoba menggali kepastian namun tak lagi ada jawaban. Hanya ada, "aku bosan." Tak ada lagi obrolan tentang perasaan. Semua hilang dengan cepat tanpa pamitan. Kini apa arti perasaan kalau bebannya ditanggung sendiri tanpa kompromi dan percakapan?

Ditengah kisah yang kini tertulis di kertas buram, ada rasa yang perlahan jadi luka dalam. Halaman depan cerita kita mulai teringat berjam-jam, walau halaman akhirnya, kini telah kusam. Bahagiaku saja belum cukup ternyata buat dirimu merasa tentram. Atau aku saja yang terlalu polos melihat cinta, sampai tak sadar bahwa rasamu mulai padam.

Matahari yang sama, yang selalu kita saksikan bagaimana ia tenggelam, kini jadi akhir atas apa yang telah kita tanam. Matahari yang dulunya terbenam diantara kita, sekarang akan selamanya disana. Tetap disana untuk tenggelam.



Baca tulisanku yang lain juga di sini:

Instagram/twitter : fajaresokhari

Fajar Esok HariOnde histórias criam vida. Descubra agora