Kau Dengannya dan Aku dengan Luka

30 0 0
                                    

Kembali mencintai menjadi hal yang sulit bagiku. Setelah kepergianmu yang makin jauh saja dariku, aku malah semakin tak bisa melepas perasaan yang sekarang semakin meradang. Berjalan di arah yang berbeda tak membuat perasaanku mau menurut begitu saja untuk tidak mengharapkanmu pulang. Waktu-waktu yang menjadi kebiasaan kita kini harus dilupakan. Walau kenyataannya waktu-waktu itu masih hidup dalam hati dan kadang memenuhi pikiran. Rasa sakit tak lagi sedahsyat pertama kali aku mendengar kata pisah darimu. Tapi tetap saja, yang namanya luka dalam tak bisa begitu saja sembuh bahkan oleh waktu. Luka dalam mampu hidup selamanya kau tahu?

Luka berhari-hari bersamaku. Luka makan dari rasa sedih yang terhidang. Luka minum dari riak air mata yang menggenang. Dan luka hidup diatas cinta yang tidak bisa begitu saja usai. Tapi aku juga yang salah. Egois katamu, tidak peka ujarmu, tak lagi mampu jadi tempat pulang sambungmu. Setidaknya begitu katamu yang seolah merasa dirugikan oleh perjalanan tanpa banyak bekal yang kita lewatkan.

Rupamu kini kian rupawan. Benar saja kata orang, mantan akan lebih indah saat tak lagi dipelukan. Jalanmu anggun selayaknya putri dari kerajaan melayu. Kau lewat di depanku menggandeng lelaki yang kulihat lebih baik dariku. Pilihanmu tidak salah kupikir. Raut wajahmu juga begitu bahagia. Sepertinya dia mencintaimu dengan baik adanya. Egonya dia tepis demi dirimu dan mencintaimu dengan lembut seperti yang kau impikan. Maaf kala itu usahaku tak cukup tangguh hingga membuatmu sampai hati menggadai rindu.

Tak mengapa. Bukannya bahagiamu lebih penting kataku dulu? Lalu mengapa menjadi persoalan. Aku sendirian menikmati luka sambil menyisihkan kenangan, tapi itu tidak masalah. Aku bisa kembali belajar kuat. Dulu pun aku tanpamu dan semua baik-baik saja. Walau aku juga tak dapat memungkiri bahwa bagian berat dari sakit hati adalah melihatmu kembali memliki.

Baca tulisanku yang lain juga di sini:

Instagram/twitter : fajaresokhari

Fajar Esok HariWhere stories live. Discover now