D i b l o k i r

33 0 0
                                    

Kau tak ingin melihatku lagi.

Semua akun media sosial yang aku punya kau blokir begitu saja. Permohonan maafku tiap hari lewat direct message membuatmu merasa benar-benar jengkel ternyata. Bukan begini akhir cerita yang aku mau. Kau pergi, lalu kau tutup semua akses media sosial yang jadi satu-satunya pintu. Namamu hilang dalam tiap-tiap daftar kontakku. Lenyap bersama sapamu yang merdu, sirna dengan salammu di malam yang kurindu. Tinggal aku sendiri disini memandangi layar ponsel sambil berharap semua dm masih masuk sesering dulu.

Berbalas postingan lucu, resep masakan, bahkan referensi rumah impian sering kita bicarakan di kolom dm. Tidak begitu penting memang, tapi itulah yang membuat ikatan yang terjalin di antara kita sempat berwarna dan layak dikenang. Pertemuan-pertemuan kita juga tercipta dari sana. Bertukar tempat-tempat hangout, berdebat, lalu sepakat untuk bertemu di tempat dan jam yang telah kita setujui bersama.

Riwayat pesan-pesan itu masih tersimpan rapi hingga saat ini. Disana hubungan kita masih bahagia dari hari ke hari. Aku masih bertanya kabarmu, kau masih bertanya kabarku dan kita masih sering menyusun mimpi bersama hingga malam berlalu. Hubungan kita yang baik-baik saja rasanya terkurung di barisan kolom pesan. Semua tampak indah dengan kesan, berharap terus ada hingga masa depan. Bahagiaku denganmu kekal di masa lalu, bersama kenangan dan ratusan dm yang terangkai menjadi alur cerita berdebu.

Salahku juga yang kadang tak peka, tak begitu tahu cara bersikap dengan kata. Seringkali hanya read, beberapa kali balasan tanpa emoji, juga sering kali minta PAP saat kau baru bangun tidur. Membuat hubungan kita sering tak akur. Dirimu lelah. Aku tak ingin menyerah. Tapi selayaknya pesan yang tak kunjung dapat balas, diriku haruslah ikhlas.

Di ponselmu kini mungkin pesan-pesanku sudah tak lagi ada. Kenangan yang dibawa tiap baris kata disana sudah tak mengganggu hidupmu yang berbeda. Entah karena mengganggumu atau mengganggu orang baru yang kini ada disampingmu sekarang. Entah siapa yang akan menggantikanku untuk menjadi nama yang selalu muncul di kolom komentarmu, juga sebagai penyumbang like terbanyak tanpa ragu. Notif dariku tak akan pernah muncul lagi untukmu. Sebab, pesan-pesan yang dulu terus meminta ketersediaan, tak kunjung juga mendapat perhatian.

Baca tulisanku yang lain juga di sini:

Instagram/twitter : fajaresokhari

Fajar Esok HariWhere stories live. Discover now