Bab 4

1.3K 96 8
                                    

Penerjemah : ZhaoMonarch

(Flashback, beberapa tahun lalu)

"Halo"

Saitama, yang mengenakan pakaian pahlawannya yang compang-camping, dengan jubah putihnya yang biasa diganti dengan jubah berkerudung, menoleh ke arah sumber suara untuk melihat seorang pria berusia pertengahan 20-an dengan rambut hitam, poni emas, dan jenggot hitam, Pria itu juga mengenakan mantel ungu dengan ikat pinggang hitam menghiasi mereka dan celana panjang berwarna arang dengan sepatu hitam.

Rupanya Saitama sedang berada di suatu kota di tengah Cina pada tengah malam, jalan ramai tempat Saitama mengembara telah ditinggalkan oleh warga sipil karena telah melewati sebagian besar jam kerja.

Bagaimana dia bisa sampai di China?

Saitama sendiri masih bertanya-tanya tentang itu.

Sebelum bertemu dengan pria ini, Saitama hanya berkeliaran tanpa uang, makanan dan hanya dengan tas yang digantung di pundaknya dan sedikit pengetahuannya tentang Cina.

Ketika orang asing itu memperhatikan wajah Saitama,

"Uh... Ada yang bisa kubantu?" jawab Saitama dengan sisa kekuatannya.

Dia juga lega karena ada seseorang yang sepertinya bisa berbicara bahasa Jepang dengan lancar sehingga dia bisa bertanya-tanya.

"Tidak banyak. Aku hanya ingin melihat laki-laki yang menyelamatkan putri seorang teman", ucap lelaki itu sambil mengangkat bahu tanpa beban.

"Namaku Azazel. Kamu?"

" Apa? Apa yang orang ini katakan? Dan 'anak perempuan'? Apakah dia membicarakan tentang gadis kecil dari Jepang itu? Atau apakah dia berbicara tentang gadis yang berbeda? "

Pikir Saitama saat dia mengingat bahwa dia memang menyelamatkan seorang gadis kecil beberapa waktu yang lalu. dia meninggalkan Jepang.

Namun selama perjalanannya sebelum sampai di Tiongkok, Saitama juga telah menyelamatkan cukup banyak orang dan ada banyak gadis di antara orang-orang yang telah ia bantu.

Tapi kembali ke masalah yang ada.

" Hyodou Saitama. Senang bertemu denganmu..."

Saitama berkata dengan suara kasar, mengangkat tangan untuk memberi salam.

Meskipun kondisinya buruk, Saitama tidak bisa menahan perasaan aneh tentang pria Azazel ini.

Namanya sudah cukup cerdik.

Dia mungkin kelaparan sekarang, tetapi jika ada yang tidak beres, dia selalu bisa menerobos masuk, meskipun itu akan sangat menyakitkan baginya.

GRUUUU... ..

"Hahahaha! Sepertinya kamu bisa makan kuda untuk makan malam sekarang. Ayolah, aku tahu beberapa tempat bagus yang masih buka di sekitar sini. Yang traktir!" kata Azazel tertawa terbahak-bahak saat dia berbalik dan pergi.

"Tunggu, kamu yakin? Maksudku, kita baru saja bertemu dan semuanya..." ucap Saitama dengan enggan mengikuti Azazel.

Yang pertama masih curiga tentang yang terakhir, tetapi perut yang pertama terus menyuruhnya untuk mengikuti orang asing di hadapannya.

Saitama tidak punya pilihan lain selain ikut bermain untuk saat ini. Meski rasa percaya dibangun pada saat yang bersamaan pula.

"Tidak apa-apa, anggap ini sebagai rasa terima kasihku karena telah menyelamatkan salah satu jenisku. Sekarang ikutlah denganku!" kata Azazel sepenuh hati sambil terus berjalan.

DxD : One Punch HeroWhere stories live. Discover now