37-38

446 33 6
                                    

Penerjemah : ZhaoMonarch

Kiba Yuuto sedang berjalan sendirian saat tiba-tiba hujan turun dari langit hitam.

Mengabaikan air yang jatuh dan membasahi tubuhnya, ksatria Gremory terus berjalan entah kemana dengan matanya seolah sedang linglung.

" Tidak mungkin aku melupakan Excalibur..."

Sejak dia melihat gambar dengan pedang suci di rumah Issei, dia ingat lagi kebenciannya terhadap pedang.

" aku baru saja terjebak dengan atmosfer kehidupanku saat ini..."

Yuuto ingat bahwa rekan rekannya saat ini, kehidupan dan bahkan namanya saat ini telah diterima dari tuannya, Rias Gremory.

" Apakah tidak apa-apa untuk hidup apa adanya? Bukankah aku terlalu berharap?"

Pikiran Yuuto tiba-tiba terputus saat dia merasakan seseorang sedang mendekatinya.

Dari kegelapan, Yuuto melihat seorang pria yang mengenakan pakaian pendeta, bersama dengan salib yang tergantung di lehernya, berjalan di depannya.

Melihat seseorang dari sisi musuh tiba-tiba muncul, Yuuto mempersiapkan dirinya untuk bertarung, knight itu juga berpikir bahwa dia bisa mengeluarkan tenaga.

Namun, tepat ketika pendeta itu berjalan beberapa langkah lagi, dia jatuh ke tanah basah.

Bingung, tidak menyangka bagaimana keadaannya, Yuuto mendekati pendeta yang jatuh karena penasaran, namun tetap berhati-hati. K

satria itu mengambil beberapa langkah lebih dekat dan dia menemukan garis horizontal besar, tercemar dengan darah merah, di punggung pendeta itu.

Dan ketika ksatria itu juga melihat alat yang digunakan sebagai pedang suci yang diproduksi secara massal, sepertinya pendeta itu telah menggunakan sesuatu atau seseorang yang berhasil meninggalkan tebasan fatal di punggungnya.

Tetapi pertanyaannya adalah, siapa atau apa yang melakukannya?

Seolah menjawab pertanyaannya, Yuuto merasakan niat membunuh dari belakang dan dia dengan cepat memanggil pedang iblis, dan berhasil berbalik dan menangkis pedang yang hampir menembus perutnya.

DENTANG!

Saat ksatria itu tergelincir mundur dari dorongan, dia melihat penyerangnya dengan baik meskipun jarak pandang yang rendah dari hujan.

"K-kamu...!" Yuuto berkata dengan racun dalam suaranya.

Penyerang tersebut memiliki rambut putih, pakaian klerikal yang sama, dan seringai terdistorsi yang familiar.

"Wah, wah, wah... Lihat apa yang kutemukan di sini..." pendeta nakal, Freed Sellzen mengacungkan dan memutar pedang di tangannya dengan giginya yang terlihat dari seringai maniaknya.

"Sejujurnya aku ingin bertemu denganmu lagi. Dan sekarang aku sangat senang bisa menangis! Ahahahaha!"

Mata Yuuto membelalak pada pedang Freed di depannya. "Pedang itu...!"

Itu adalah pedang panjang yang bilahnya menyerupai bilah keris panjang, bilahnya bergelombang dan sedikit bergerigi bukannya lurus, tidak seperti pedang pada umumnya.

Pedang itu bersinar dalam aura kesucian keemasan.

Pedang itu bersinar dalam aura kesucian keemasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DxD : One Punch HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang