3

2K 320 34
                                    

"Ryujin, siswi tahun kedua kan?" tanya Haechan







Ryujin mengangguk kaku. Jantungnya siap melompat kapan saja karena wajah Haechan yang kini tampak begitu dekat dengannya.

"Kau sudah akan pulang? Ada yang ingin kubicarakan." Haechan mengusap tengkuknya terlihat salah tingkah, lalu berucap lagi, "barangkali kau bisa pulang denganku?"

Saat ini ingin sekali rasanya Ryujin melompat-lompat saking senangnya, tapi dia tahu itu bisa membahayakan imejnya di depan Haechan. Ia baru akan mengangguk atas permintaan Haechan namun, ia teringat akan Haruto yang masih berdiri di sebelahnya.

"Haru... ng..." Ryujin tampak bingung harus bicara apa pada pria itu.

Seolah tahu apa yang terjadi, Haruto melepaskan tangannya yang sejak tadi dicengkram Ryujin dengan kasar kemudian berjalan meninggalkan Ryujin dan Haechan tanpa sepatah katapun. Hal ini jelas saja membuat Ryujin tak enak hati. Padahal, dia yang meminta pulang bersama, tapi dia juga yang membatalkannya.

"Dia kekasihmu?" Pertanyaan Haechan mengalihkan pandangan Ryujin yang sedari tadi ia tujukan pada punggung Haruto yang semakin menjauh.

Ryujin menggeleng cepat. "Bukan kok. Sungguh! Kami hanya teman," elaknya yang terdengar berlebihan.

Haechan mengangguk paham.

"Apa yang ingin sunbae bicarakan?"

"Panggil Haechan saja."

Ryujin tampak ragu, tapi tak lama kepalanya mengangguk
Sesaat Ryujin bisa menangkap kegelisahan dari tingkah Haechan. Ini pastilah sesuatu yang penting. Melibatkan perasaan, misalnya?

"Ng... sebenarnya ini memalukan tapi... aku butuh bantuanmu."

Ryujin menukikkan kedua alisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ryujin menukikkan kedua alisnya. Seorang Haechan, senior yang notabene belum pernah sekalipun bertegur sapa dengannya secara tiba-tiba meminta tolong. Sudah pasti hal ini membuat Ryujin heran.

"Aku tahu..." kata-kata Haechan menggantung sesaat. Ia menatap lekat sepasang mata Ryujin yang tentu saja membuat kinerja jantung gadis itu semakin menjadi-jadi. "Kau bersepupu dengan Karina kan?"

Sejurus kemudian sebuah senyuman kecut tergambar di wajah Ryujin. Ia tahu kemana arah pembicaraan ini. Kejadian macam ini bukan sekali dua kali terjadi padanya. Dulu, saat masih di sekolah dasar banyak anak laki-laki yang mendatangi Ryujin dengan maksud mendekatkan diri pada Karina, sepupunya. Itulah sebabnya mengapa Ryujin memutuskan untuk menjauhi Karina di jenjang sekolah yang selanjutnya, selain karena kecantikan gadis itu.

Bisa jadi Ryujin tak keberatan menolong Haechan kalau saja laki-laki itu bukanlah orang yang ia sukai. Tapi kenyataannya Haechan adalah cinta pertamanya. Mana ada orang yang membantu hubungan pria yang ia sukai dengan gadis lain. Jelas itu membuatnya menjadi pihak yang tersakiti.

La Perfection  [Haechan NCT- Ryujin Itzy]  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang