6

1.6K 315 19
                                    

BANYAKIN VOTE DAN KOMENTARNYA DOOOOONGGG
.
.
.
.
.
.
...

"Karena itu, kau harus mencobanya denganku. Kau mau kan?"



Dia ini pemaksa sekali. Seharusnya dia sudah membaca raut wajahku yang sejak tadi sudah menolak permintaannya untuk jadi teman dekat. Aku yakin, kalau aku menerima permintaannya itu maka semakin kecil harapanku untuk melupakan Haechan

"Tak apa jika kau tidak mau. Maafkan aku sudah bicara yang tidak-tidak." Dia berucap dengan wajah kecewa. Siapa yang tega melihat sorot murung dari makhluk keren seperti Haechan?

"Ah! Baiklah, baiklah! Kita berteman."

Sejak dulu, kelemahanku adalah menolak permintaan orang lain. Apalagi kalau yang meminta adalah pria tampan macam Haechan. Wajah kecewanya tadi makin membuatku tak enak hati.

Sebuah senyum terlukis di wajahnya. "Oke. Kalau begitu jangan canggung padaku. Kita teman kan?"

Teman ...

"Iya."

"Kalau begitu aku pulang dulu," pamitnya.

"Baik. Hati-hati di jalan."

Aku melesat masuk bahkan sebelum Haechan membalas perkataanku. Tak lupa aku membawa masuk boneka pemberian Hyunjin. Ternyata memang berat.

Hatiku terus-terusan sakit saat melihat wajah Haechan. Adegan mesranya dengan Karina terus terngiang-ngiang di kepalaku. Mungkin malam ini aku tidur di sofa saja.

...

"Heh Kuda nil, kenapa tidur disitu?" Jungwoo oppa  lewat dengan membawa segelas air di tangannya. Seperti biasa, dia sangat sinis dan menyebalkan.

"Aku sedang ingin tidur disini," jawabku cuek. Sungguh, aku tidak ingin mencari-cari masalah dengan oppaku ini. Mulutnya benar-benar menyakitkan jika aku membalas hinaan-hinaannya.

"Kau pikir badanmu kecil? Sofanya bisa hancur."

"oppa, kenapa kau terus-terusan bersifat sinis padaku, Padahal aku tidak pernah sekalipun mengganggumu," protesku.

"Kecilkan badanmu sana. Baru aku berhenti mengganggumu," sahutnya seraya berlalu menuju kamarnya.

 Baru aku berhenti mengganggumu," sahutnya seraya berlalu menuju kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku tidak menyahutinya dan hanya mencibir kemudian membaringkan tubuhku. Tidak enak sekali tidur di sofa seperti ini. Badanku tidak muat. Sedikit saja aku bergeser, pasti akan jatuh.

Ah! Aku baru ingat Ayah dan Ibu kan sedang di luar kota. Lebih baik aku tidur di kamar mereka.

Mataku menelisik tiap sudut kamar orang tuaku. Kamar mereka tidak begitu besar, tapi sangat nyaman dan bersih.

Deretan foto-foto masa kecilku dan Jungwoo oppa terjejer rapi di rak sudut ruangan. Aku mengamati semuanya. Wajah oppa sangat mirip dengan wajah Ayah dan Ibu. Sementara aku paling beda sendiri. Bahkan wajah Jungwoo oppa dan Karina terlihat hampir mirip karena keduanya sangat mirip dengan Ibu.

La Perfection  [Haechan NCT- Ryujin Itzy]  [END]Where stories live. Discover now