10

1.7K 293 77
                                    

VOTE DAN KOMENTARNYA DI BANYAKIN DULU BARU ZHA UPDATE LAGI😊
.
.
.
.
.
.
.
...

Hari ini aku mengajak teman-teman klub dramaku untuk berkumpul. Bukan untuk latihan, melainkan untuk membicarakan soal rencana pernyataan cinta Haechan pada Karina.

Semua orang serius memperhatikan arahanku. Hanya Hyunjin yang menopang dagunya dengan malas. Sesekali dia menguap dan membuat suara aneh-aneh, tapi aku berusaha untuk tidak memedulikannya.

 Sesekali dia menguap dan membuat suara aneh-aneh, tapi aku berusaha untuk tidak memedulikannya

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

"Jadi, nanti akan ada dansanya?" tanya Dian antusias.

"Iya. Dansanya nanti akan diiringi oleh lagu romantis," jawabku.

Anak-anak lain mengangguk-angguk paham.

"Kalian ingat kan peran masing-masing?" tanyaku untuk memastikan.

"Aku jadi Cinderella," sahut Lia.

"Aku jadi Snow White," ujar Tiffani.

"Aku Aurora, Bela Jasmine dan Lisa Thinkerbell," kata Sera.

Aku mengangguk. "Kalau begitu kita usaikan saja rapatnya. Sampai bertemu besok untuk latihan."

"Kau yakin latihannya besok? Tidak hari ini saja? Waktunya tinggal tiga hari," celetuk Felix.

"Ini bukan drama berat kok. Kita hanya berbagi peran-peran kecil untuk menjadi penghias acara pernyataan cinta itu," terangku.

Mereka semua mengangguk paham kemudian mulai bubar satu persatu. Hanya Hyunjin yang masih duduk di tempatnya.

"Kau kenapa?" tanyaku.

"Kau menyakiti hatimu."

"Ck, kau ini. Tidak usah dipikirkan. Aku baik-baik saja, kok."

"Pulang denganku ya?"

Aku berpikir sebentar. Sepertinya Hyunjin sudah berubah akhir-akhir ini. Dia tidak pernah mengejekku lagi. Tingkahnya lebih sering serius meski masih setia memanggilku mbul. Mungkin aku harus bersikap sedikit lunak padanya. Bagaimanapun, pria menyebalkan ini sebenarnya sangat baik padaku. Hanya saja, dia kurang tahu bagaimana caranya bersikap normal.

"Ya sudah. Ayo," ajakku.

Hyunjin masih terdiam di tempatnya dengan senyuman bodoh.

"Apa lagi?"

Ia mengulurkan tangannya. "Gandengan."

Aku mendengus geli. Ada-ada saja tingkahnya. Tapi aku segera menyambut tangannya. Kami bergandengan menuju tempat parkir. Entah hanya perasaanku atau apa, tapi Hyunjin mempererat gandengannya saat kami berjalan menyusuri koridor sekolah.

"Aku takut, mbul. Katanya sekolah kita angker. Ini kan sudah malam," bisiknya.

Aku tertawa mendengarnya. Sampai kapanpun, Hyunjin tetap akan bertingkah konyol.

La Perfection  [Haechan NCT- Ryujin Itzy]  [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora