4

1.7K 331 51
                                    

TINGGALIN KOMENTARNYA YAAAAAA
.
.
.
.
.
.
...

"Kau ingin pergi berkencan?"

Aku melirik Karina yang sedang tengkurap di ranjang sambil memain-mainkan ponselnya.

"Tidak. Aku hanya akan menemani Haechan ke suatu tempat," jawabku.

Karina segera berdiri kemudian menghampiriku. "Kau berkencan dengan Haechan?"

 "Kau berkencan dengan Haechan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tidak, bodoh." Aku berbalik untuk mengambil tas selempangku.

"Lalu?" Karina tampak masih penasaran.

"Eh, Karina. Jika Haechan menyukaimu, apa kau akan menerimanya?"

Karina memasang raut tak senang. "Bagaimana bisa aku berkencan dengan pria yang sedang kau kencani?"

"Aku tak berkencan dengannya, Karin. Bagaimana? Kau mau tidak kalau dengan Haechan?"

"Aku tak yakin. Soalnya Jeno juga sedang mendekatiku." Gadis itu terdiam sebentar, nampak berpikir. "Ah, kemarin malam Haechan memang mengirimiku pesan. Kau yang memberikan nomorku?"

Aku mengangguk. "Katanya dia menyukaimu sejak SMP."

Seketika aku melihat wajah Karina berubah serius. "Dia suka padaku?"

Lagi-lagi aku mengangguk. "Jika kau belum resmi dengan Jeno, pertimbangkanlah Haechan juga." ujarku sambil menahan perih yang menjalar di hatiku. "Aku pergi dulu, ya?"

Ryujin, kau benar-benar cocok menjadi pemain drama dengan peran protagonis yang tersakiti. Bodoh sekali!

Seharusnya tadi aku tinggal meminta Karina agar menolak Haechan dan jadian saja dengan Jeno, dengan begitu sakit hatiku akan hilang. Tapi yang terus terbayang di kepalaku tadi adalah wajah bahagia Haechan saat kami membahas Karina.

Dan lagi, jika Karina langsung menolak Haechan, berarti tidak ada lagi alasan bagi Haechan untuk dekat denganku. Serba salah sekali.

"Oke, hati-hati."

Aku melirik Karina yang sudah kembali sibuk dengan ponselnya. Ah, enak sekali menjadi cantik sepertinya. Dua pangeran sekolah kami sudah bertekuk lutut padanya.

Tanpa sengaja, aku melirik bayangan tubuhku yang terpantul di kaca lemari buku. Bukan gadis seperti ini yang disukai Haechan.

000

Haechan mengajak Ryujin berkeliling di pusat perbelanjaan. Pemuda itu seolah memiliki tenaga lebih banyak hari ini. Satu persatu gerai perhiasan mereka masuki, tapi belum ada satupun yang menurut Haechan cocok bagi Karina.

Dengan sisa-sisa tenaga yang ada, Ryujin mempercepat langkahnya lalu menarik ujung hoodie yang dikenakan Haechan. Pria itu menoleh dengan wajah bingung seolah mengatakan 'ada apa?'.

La Perfection  [Haechan NCT- Ryujin Itzy]  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang