About You Chap 17 🍁

654 105 106
                                    

'Mungkin bagi semua orang kau hanya sebuah khayalan atau ilusi yang tidak pernah nyata, tapi bagiku kau adalah yang terpenting, yang selalu bisa membuatku tersenyum bahkan dengan hal-hal kecil sekalipun'

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

'Mungkin bagi semua orang kau hanya sebuah khayalan atau ilusi yang tidak pernah nyata, tapi bagiku kau adalah yang terpenting, yang selalu bisa membuatku tersenyum bahkan dengan hal-hal kecil sekalipun'

'Mungkin bagi semua orang kau hanya sebuah khayalan atau ilusi yang tidak pernah nyata, tapi bagiku kau adalah yang terpenting, yang selalu bisa membuatku tersenyum bahkan dengan hal-hal kecil sekalipun'

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.



🍁Happy Reading🍁

================================

Renjun spotan menoleh, menatap botol minyak goreng yang sudah hancur karena tidak sengaja tersenggol tangannya..

"Ish.. Giliran gini aja gue bisa nyentuh, lagian siapa sih yang narok minyak goreng di meja makan?" dumalnya sendiri.

"Gimana ya?" Ujarnya bingung saat melihat minyak yang tumpah tadi sudah mengalir kemana-mana.

"Ini cara bersihinnya gimana?" Renjun mengigit bibir bawahnya, mencari solusi.

"Duh gimana ya.. Kalo nggak cepet dibersihin bisa bahaya kalo entar ada yang lewat"

Renjun berjalan mondar-mandir sembari mencari sesuatu yang bisa membantunya membersihkan tumpahan minyak yang semakin mengalir kemana-mana.

"Pake ini aja lah"

Renjun melangkah, setelah ia berhasil menemukan lap yang mungkin bisa membersihkan minyak itu dari lantai.

Ia mulai berjongkok, hendak membersihkan minyak yang membasahi lantai itu sebelum ada yang lewat disana, tetapi pergerakannya terhenti saat terdengar suara ribut dari luar yang membuat Renjun menoleh seketika.

"Mereka udah pulang! Gimana ini?"

Pintu apartement terbuka.. Menampilkan sosok yang tentu saja sudah tidak asing lagi dimata Renjun, pria itu mulai melangkah lebar setelah ia memasukkan sepatunya di rak dan menggantinya dengan sandal rumah.

Netra Renjun membulat.. Bukan karena terkejut, tapi ia takut bagaimana jika Jeno nanti terpeleset saat melewati lantai yang di aliri minyak itu.

Pria China itu menggeleng ribut "Jangan mendekat.. Jeno berhenti" ujarnya yang tentu saja tidak bisa didengar oleh si sulung Na itu.

About You H.rj🍁[ JaemRen ]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu