Part 15

4.8K 381 281
                                    


Update cepat dalam rangka kangen Borusara :')

***

Semua karakter yang ada disini milik Masashi Kishimoto sensei.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

***

"Sudah puas beromantis mesra dengan Mitsuki nya?"

Sarada merasa jantungnya hampir terbang ke antariksa karena kaget dengan kemunculan Boruto yang tiba-tiba sudah berdiri di sampingnya.

Dia memang baru kembali ke pesta setelah dirasa hatinya sudah agak lebih baik dari sebelumnya. Ini semua berkat Mitsuki, kehadiran pria itu benar-benar membantunya bangkit dari keterpurukan.

Sedang Mitsuki sendiri, laki-laki itu sudah pamit pergi lebih dulu karena ada telefon darurat dari Rumah Sakit. Resiko menjadi dokter memang harus siap siaga kapan pun saat di butuhkan.

"Apa maksudmu?"

Sarada tampak bingung kenapa Boruto tahu jika dirinya baru saja bersama Mitsuki. Tapi untuk tuduhan beromantis mesra itu rasanya keterlaluan.

Boruto berdecak kesal. "Cih, berpura-pura bodoh rupanya."

Sudut alis Sarada terangkat, merasa keheranan karena Boruto seperti terlihat marah. Terlihat dari bagaimana mata safir itu menatapnya dengan tatapan tajam. "Aku memang baru saja bersama Mitsuki. Tapi tadi dia berpamitan pergi setelah mendapat telefon dari rumah sakit."

"Sepertinya kau sangat menikmati waktumu berduaan dengan Mitsuki."

Sarada cengo "Hah? Ma-maksudmu apa?"

"Kalian berduaan kan di taman belakang? Disana gelap pula. Habis ngapain? Kau ini sudah bersuami, Sarada. Tidak seharusnya kau melakukan hal itu, apa kata orang nantinya!"

Perkataan Boruto yang lebih seperti menuduhnya membuat emosi dalam diri Sarada jadi bangkit.

Lalu bagaimana dengan kelakuan pria itu selama ini yang masih sering menghabiskan waktu berdua dengan si mantan? Seharusnya Boruto bercermin sebelum berkata seperti itu kepadanya.

"Aku bersuami? Hahaha...suamiku yang mana dulu, ya? Ah tunggu, suamiku yang tidak mengakuiku dan malah asyik berpelukan di atas panggung dengan perempuan lain itu, kan? Fyi, dia bukan suamiku." Sarada menghardik tepat sasaran.

Dapat ia lihat bagaimana mata safir biru itu berubah jadi lebih mengeras dan tajam dari sebelumnya. Tanpa sadar, Sarada menelan ludah pahit dan merutuki bibirnya yang malah memancing kemarahan Boruto. Jujur saja sekarang nyali nya berubah jadi selembek tahu.

"Ayo pulang!" ucap Boruto lebih ke sebuah perintah.

Sebelum Sarada menyuarakan protesnya, pria itu sudah lebih dulu menyeretnya. Ia sesekali meringis cukup merasa nyeri pada kaki kanannya karena mencoba mengimbangi langkah Boruto yang terkesan seperti tergesa-gesa. Belum lagi gaun panjang yang dia kenakan cukup membuat langkahnya sedikit sulit dan berat.

Complicated The Sun (BORUTO X SARADA)Where stories live. Discover now