Part 33

4.6K 298 182
                                    

Karakter yang ada disini milik Masashi Kishimoto-sensei

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

***

"Sumire."

Dari suaranya, Sumire mampu mengenali suara yang sudah lama tidak dirinya dengar. Suara seseorang yang selama ini menjelma sosok sahabat terbaik dalam hidupnya.

"Kawaki-kun? Kau kah itu?"

Pandangan mata Sumire bergerak kesana kemari, kedua tangannya terangkat mengusir kabut-kabut yang menutupi penglihatannya. Dia berusaha mencari suara Kawaki berasal.

"Kawaki-kun, kau dimana?" Sumire berteriak memanggil Kawaki. Berharap pria itu mendengar suaranya dan tahu letak posisinya. Sehingga Kawaki tidak kesusahan mencari dirinya di dalam kabut tebal yang mengelilingi itu.

"Aku disini,"

Lalu tidak lama kemudian, Kawaki muncul dengan senyuman sumringahnya. Sesaat Sumire terkejut, kedua mata nya membola tidak percaya. Namun setelahnya dia langsung bergegas memeluk laki-laki Itu sambil menangis tersedu-sedu.

"Kau datang, hikshh. Kau tahu, aku sangat merindukanmu. Kau pergi tanpa berpamitan padaku. Jahat sekali." Sumire mengatakannya sambil memukul dada Kawaki beberapa kali yang hanya ditanggapi kekehan oleh pria itu.

"Kalau aku berpamitan, kau akan menahan kepergianku," balas Kawaki yang masih betah dengan senyuman manis di wajah tampannya.

Rasanya Sumire masih tidak percaya bahwa yang sedang dia peluk sekarang ini adalah sosok laki-laki yang sudah diam-diam mencintainya dengan berkedok menjadi sahabatnya. Mengingat hal itu, membuat Sumire jadi merasa bersalah. Kenapa pula dia tidak menyadarinya sejak awal.

Jika saja waktu dapat diputar, Sumire tidak ingin menutup mata dan hati nya untuk memberikan kesempatan pada Kawaki. Dengan begitu, dia tidak akan menjadi pihak yang jahat sampai menghancurkan hubungan rumah tangga Boruto dan Sarada.

Ah, mengingat itu, perasaaan bersalah Sumire semakin menumpuk saja.

"Kawaki-kun, aku telah melakukan kesalahan besar. Aku sudah-"

"Aku tahu."

Perkataan Sumire dipotong Kawaki dengan cepat. Iris sewarna ungu nya mengerjap menatap wajah Kawaki dengan pandangan tidak mengerti. Namun pria itu hanya mengulas senyuman teduh.

"Aku tahu. Maka dari itu aku ada disini," ucap Kawaki. Tangannya yang besar nan hangat bergerak lembut mengusap surai ungu Sumire untuk beberapa detik.

"Kawaki-kun, aku—"

"Aku percaya padamu. Kau akan memutuskan yang terbaik, Sumire."

"Tapi aku—"

"Aku percaya padamu," ulangnya

Pelukan Kawaki perlahan terlepas. Pria itu mulai berjalan mundur, memperlebar jaraknya dari tempat Sumire berpijak. Lalu kabut-kabut disana mulai menutupi tubuh Kawaki membuat Sumire seketika berteriak dan hendak mendekati pria itu.

"Kawaki-kun!!!"

Sumire terbangun dengan nafas tersengal-senggal. Dadanya kembang-kempis, seiring denyutan di kepala terasa menyakitkan. Wajah nya yang pucat dan kacau kala itu sedang bersimbah keringat dan air matanya tanpa sadar sudah merembes turun begitu deras.

Complicated The Sun (BORUTO X SARADA)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu