Part 27

2.6K 225 160
                                    


Karakter yang ada disini milik Masashi Kishimotto-sensei  

.

.

.

.

.

.

.

.

Happy Reading

***

"Aku mau dibuatkan nasi goreng pakai telur mata sapi bentuknya benar-benar bulat dan kuning-kuningnya masih setengah matang. Lalu sayur wortelnya dipotong dadu kecil, tapi harus pas dan tidak boleh terlalu besar apalagi terlalu kecil. Wortelnya kalau dimakan harus enak, sedikit lembut, pokoknya enak saat di kunyah."

Sarada menjelaskan secara detail keinginan nasi goreng yang ingin dia makan pada Boruto. Pria itu hanya manggut-manggut malas tanpa menatap Sarada yang masih duduk cantik di atas pantry—sedang menonton Boruto memasak.

Hari ini adalah hari dimana Boruto akan berangkat ke Suna. Berbanding terbalik dengan ucapan Sarada tempo hari yang mengijinkan Boruto pergi, namun sekarang wanita itu melupakan perkataannya, Sarada seolah sedang menahan kepergiannya.

Bayangkan saja, Boruto sudah berpenampilan rapi, hendak berangkat pergi ke kantor sebelum melaju ke Suna. Namun tiba-tiba Sarada merengek dan menangis sampai berguling-guling di atas lantai seperti anak kecil sambil berkata bahwa dia kelaparan dan meminta nya untuk memasak nasi goreng.

Boruto sudah menawarkan untuk memesan online, tapi Sarada tidak mau. Meminta Bibi Ayame yang membuatnya juga Sarada tidak mau. Wanita itu hanya menginginkan nasi goreng buatan Boruto dan pria itu tidak boleh pergi sebelum menyelesaikan permintaan Sarada yang satu ini.

Dari sini lah kesabaran Boruto diuji.

"Telurnya tidak bundar!"

"Boruto, ini wortelnya keras! Potongannya juga jangan besar-besar!"

"Astaga, kuning telurnya kurang matang!"

"Yakkk...nasi gorengnya asin!"

"Dasar Boruto bodoh! Kamu bisa masak tidak?!"

Boruto hampir saja ingin bunuh diri dengan cara membenturkan kepalanya pada tembok dapur. Terhitung sudah lima piring nasi goreng yang sudah dirinya buat tapi tidak ada satupun yang sesuai dengan kriteria kemauan Sarada.

Saat Boruto sedang dalam keadaan menahan rasa jengkel, ponsel di saku celananya terus saja bergetar membuatnya jadi sedikit tidak fokus dalam kegiatan memasak.

Boruto sedikit berdecak. "Sayang, bisa tolong ambil ponsel ku di saku celana kiri? Sepertinya ada telfon masuk," pinta Boruto yang ditujukan pada Sarada.

Tanpa menjawab, Sarada langsung merogoh saku celana Boruto dan mengambil ponsel pria itu. Seperti dugaan Boruto, memang ada panggilan masuk yang ternyata berasal dari Shikadai.

"Dari siapa?"

"Shikadai."

Sarada pun menekan tombol hijau dan memberikan ponsel itu pada Boruto.

"Halo, Shikadai?"

Boruto lebih dulu menyapa—mengapit benda berbentuk persegi panjang pipih itu di antara bahu dan telinganya agar tidak terjatuh. Pasalnya kedua tangan Boruto sibuk berkutat dengan peralatan dapur. Tangan kanan memegang spatula, tangan kirinya memegang penggorengan wajan. 

Complicated The Sun (BORUTO X SARADA)Where stories live. Discover now