Strange

83 11 8
                                    



Happy reading
💜💜



'The struggle u are in today is developing the strength u need
for tomorrow'










Choi somi keluar dari kamar jiwon setelah selesai membersihkan diri , ia memakai pakaian yg jiwon miliki krna keluarga jiwon berada di rumah pagi ini , ia mengatur nafasnya naik turun dan merilekskan diri sejenak agar rasa gugupnya hilang sesekali ia melakukan latihan suara dg menyebut kata 'eomma , appa' dg begitu manis agar sama persis seperti seorang kim jiwon. Ia melangkah menuruni tangga menuju meja makan dilihatnya orang orang tua jiwon yg sudah siap dg pakaian kerjanya , dan soekjin dg wajah bantalnya tpi tetap menawan

"Ini bukan masalah besar, fighting choi somi!! Ucapnya dlm hati

"Selamat pagi semuanya"
Ucapnya  dg senyum mengembang ia memberi salam kepada keluarga jiwon dan ia pun mendudukan dirinya di samping jin

"Selamat pagi putri appa yg cantik" tuan kim membalas sapaan somi dg senyum ramahnya

"Tumben putri eomma bangun kesiangan?" Tanya nyonya kim sambil menyuap nasi ke mulutnya , ia memandang somi untuk mendengar jawabannya

"Hehee.. kemarin aku menonton drama sampai larut eomma"-somi

"Jiwon bukan kesiangan eomma tapi aku yg bangun terlalu pagi" ucap jin sambil menyuap dan mengucek2 matanya yg masih enggan terbuka dg sempurna

"Ini sudah jm 9 pagi jin , jiwon biasanya paling lambat bngun jm 6" -nyonya kim

"Hehee maaf eomma"-somi tersenyum kikuk sambil menggaruk2 telinganya yg tidak gatal

"Tidak apa2 sayang mungkin dia sedang kelelahan" ucap tuan kim kpd istrinya . "Ngomong2 appa tidak melihat ely semenjak appa sampai rumah? Kemana kucing itu ji?" Tuan kim bertanya setelah menegak segelas air kedlm mulutnya , somi pun menyadari tentang nasib kucing itu dan mencari alasan untuk menjawabnya

"Em.. i--tu maafkan aku appa , ely meninggal krna terjatuh dari lantai atas " -somi menunduk sedih dan murung , ia bhkan mengeluarkan air mata buaya untuk meyakinkan betapa menyesalnya dirinya padahal dirinyalah yg membunuh kucing itu dg kejamnya

"Benarkah? Aku deng--
Kalimat jin terpotong krna ayahnya bersuara menenangkan anaknya agar tak terlalu bersedih

"Tidak apa2 sayang , nanti appa belikan yg baru" -tuan kim

"Maaf sekali lagi appa eomma , aku gagal menjaganya untuk kalian" -somi kembali mendramatisir keadaan , aktingnya bhkan tidak perlu di ragukan lagi dan jin menatapnya dg ekpresi bingung krna hal yg jiwon katakan berbeda dg apa yg ia dengar sebelumnya

"Knp yg dikatakan bibi berbeda? - ucapnya dlm hati.
Jin mengidikan bahunya acuh ia tidak terlalu mengambil pusing perihal pernyataan kakaknya , ia lebih memilih melanjutkan sarapannya , ini masih pagi jadi berpikir terlalu keras akan berpengaruh pada sarafnya atau aura ketampanan seorg WWH bisa memudar jika terlalu rumit berpikir

Selesai sarapan Orang tua jiwon langsung menuju tempat kerja masing2 , tinggalah somi dan jin di rumah , jin masih menikmati masa liburannya sebelum kembali bekerja , ia bhkan sedang maskeran agar wajah tampannya semakin tampan , ia menyamankan dirinya rebahan di sopa empuk dan somi sibuk memainkan ponselnya entah apa yg ia lakukan

"Bagaimana ely bisa terjatuh? , Kupikir kucing itu memiliki 9 nyawa"-jin bertanya tanpa menatap somi di sampingnya , ia berusaha mencari tahu pihak mana sebenarnya yg benar , sebelumnya ia tidak bertanya kepada jiwon krna bibi yg memintanya untuk tidak bertanya perihal itu krna saat kucing itu meninggal jiwon terlihat sangat terpukul

Blue and GreyWhere stories live. Discover now