Apologize

111 20 9
                                    


Happy reading
💜💜

"Love the heart that hurts u but never hurt the heart that loves u "



Jiwon bersamamu?"

"Tidak , beberapa bulan ini kami tidak pernah bertemu"

__

"Ap jiwon berada di tempatmu?"

"Tidak ad

___

" Ap kau tahu jiwon ad dimana?"

" Tidak tahu , sudah lama dia tidak menghubungiku"

___

" Ap kemarin dia pernah menghubungimu?"

"Tidak , dia bhkan membatalkan rencana reuni kami kemarin krna sibuk

Begitulah jawaban2 yg akan taehyung terima setiap kali menghubungi teman2 jiwon krna sesuai perkataan jin jika jiwon menginap di tempat salah satu temannya tapi semua sudah ia coba hubungi tetap sj tidak ad yg tahu dia dimana bhkan mereka sudah lama tidak bertemu ,
ponsel jiwon? Tidak aktif! Rumah? Hnya ad pembantu dan mereka tidak tahu apapun!. Krna kesal taehyung meremat ponsel nya kuat , ia bahkan memukul dashbord mobil jimin yg mana langsung mendapat omelan dari si pemilik

"Ap yg sebenarnya terjadi? Kemarin jiwon yg mencari mu dan sekarang kau yg mencarinya , ap kalian sedang main petak umpat?" Jimin berucap tanpa mengalihkan penglihatannya pada jalanan , pria mungil itu memang menemani taehyung mencari keberadaan jiwon , ia tidak mengijinkan taehyung yg membawa mobil krna pasti alien itu akan kalang kabut krna terlalu panik

"Aku akan menceritakannya setelah aku bertemu jiwon" taehyung kekeh dg pendiriannya untuk tidak bercerita pada jimin

"Sudah kukatakan sebelumnya kan tae , terbukalah dg jiwon dia kekasihmu , aku tahu kau hnya ingin menjaga privasi hidupmu tapi semakin kau menyembunyikannya maka semua hnya akan semakin rumit" -jimin

"Aku tahu jim dan aku menyesalinnya" taehyung hanya bisa menunduk mendengar ucapan jimin sahabatnya

"Dia bertanya tentang sohyun kemarin "

"A__pa? , Lalu ap yg kau katakan?"

"Aku hnya bilang sesuai kenyataan , knp? Ap aku salah?"

"Ti__tidak!
Taehyung tidak mungkin membantahnya , jadi jiwonnya sudah tahu tentang sohyun?

"Kau hany___?

Drrrtt! Drrrtt!

Jimin tak bisa melanjutkan perkataanya dan memilih menjawab telpon yg masuk di ponselnya
"Oh sudah ketemu?

.........

"Benarkah? Dimana?

...........

"Baiklah , terimakasih bantuanmu bro , kami akan ke sana" jimin pun mematikan panggilan itu dan bergegas menuju tempat yg temannya katakan

.....

Prang!!

Bunyi suara botol yg di lempar keras dg suara yg cukup nyaring memekakan telinga , gelap! Itulah satu kata yg mampu mendeskripsikan ruangan itu  pemilik yg enggan menghidupkan pencahayaan krna hnya kegelapan yg mampu mengerti dirinya, ruangan yg begitu mencekat dg botol soju dan kaleng bir minuman berserakan memenuhi lantai , seseorg memandang kedepan dg tatapan kosong melihat arah luar dg pemandangan sungai han yg begitu cantik di malam hari tapi tak mampu menghidupkan jiwanya , ia seperti tak bernyawa__org itu kim jiwon , ia saat ini  tengah berada di balkon,  di apartemen yg satu tahun lalu ia beli dan ini pertama kalinya ia menginjakan kaki di apartemen mewah miliknya , tidak ad yg tahu jika dirinya membeli apartemen di dekat sungai han termasuk keluarganya ataupun taehyung , jiwon tak henti2 nya menegak minuman yg memiliki kadar alkohol yg cukup tinggi itu , menghabiskan sebotol penuh , membuka botol yg baru dan kembali menegaknya , jiwon tersenyum miring mengingat rentetan kejadian yg akhir2 ini menimpanya , seolah takdir selalu mempermainkannya seperti tuhan tak mengijinkannya untuk sekedar lebih lama merasakan kata 'kebahagiaan' .  Ap ia tak berhak bahagia? Sedikit lebih lama sj ap itu mustahil? Ap dia memang tidak pantas untuk taehyung? Dirinya kurang baik? kurang memahami? kurang mengerti diri taehyung? Dan kurang segalanya? . Sohyun? Wanita itu memang diatas segalanya dari dirinya , jika memang taehyung blum bisa melupakan cintanya , bukankah lebih baik pria itu tidak memulai? Taehyung seolah datang memberi harapan dlm hidup jiwon tapi hal sama tetap ia rasakan . Penghianatan seolah begitu melekat dlm kisah cinta jiwon , di tinggalkan oleh seseorg seperti menjadi trauma tersendiri , ketakutan akan trauma masa lalu itu seolah menghantuinya kembali dlm dirinya . Haruskah ia tetap berjuang? Dan mempertahankan segalanya? Bisakah ia mengedepankan egonya saat ini? Atau kembali melarikan diri seprti yg selalu ia lakukan dan mengabaikan segalanya? Berpikir seperti semua baik2 sj , pikirannya berkecambuk oleh pertanyaan2 bodoh yg entah kapan mendapat jawaban

Blue and GreyWhere stories live. Discover now