Chapter 2 : Why?

3.4K 382 91
                                    

Eyaa~! Maaf menunggu lama! Silahkan baca yang tenang yah~

Jangan lupa vote dan comment, awas kalau ndak author ngamuk :3

.

.

.

Enjoy~



Tak..

Sebuah surat diletakan di depan Halilintar yang sedang memainkan laptopnya.

"Lagi?" keluh Halilintar.

"Kak Hali saja yang datang ya, Gempa gak sanggup datang," balas Gempa.

"Kau pikir aku sanggup apa, hah Solar kamu aja yang datang ke sana," tunjuk Halilintar.

"Yah kak aku sibuk di komunitas jangan akulah, kak Blaze aja sana," balas Solar.

"Aku! Kau gila, aku tidak bisa berbicara hal serius seperti ini, Ice kau-"

"Tidak," balas Ice cepat.

"Lalu siapa akan datang ke persidangan mama dan papa," lirih Thorn.

"Aku tidak mengerti kenapa persidangan itu terus di mundurkan sampai sekarang, sudah jelas orang tua kita bersalah," balas Solar.

"Walaupun mereka dipenjara, ada kemungkinan bebas juga ya jika uang yang bicara," sinis Halilintar.

"Aku selalu sakit hati jika membahas hal ini, aku merasa menjadi anak durhaka," lirih Gempa.

"Kita bukan kau saja kak Gempa, kita semua kadang dicap sebagai anak durhaka karena membiarkan orang tua kita di dalam penjara, tapi ini untuk kebaikan mereka," balas Ice.

"Hah.." keluh mereka bersama.

"Aku tidak peduli mau dicap sebagai apapun, karena semua yang kita lakukan agar mama dan papa sadar, aku tidak peduli mau seberapa lama mereka dipenjara asalkan mereka berubah aku akan menunggu," ucap Blaze.

"Terlepas dari semua itu, tetap saja yang pergi tidak dapat kembali," balas Halilintar.

"Hei kak, kita masih memiliki harapan beberapa hari lalu kita bertemu dengan kak Taufan kan, aku percaya itu nyata, kita harus percaya kak Taufan akan kembali walau dengan cara lain," balas Gempa.

"Iya kak Hali, kau tahu teori tentang reinkarnasi, kita bisa berharap dari situ," balas Solar.

"Itu mustahil," balas halilintar.

"Tidak ada yang mustahilkan kak, selama ada kepercayaan dalam sebuah ikatan keajaiban mungkin saja terjadi," balas Thorn.

"Kita harus percaya kak Taufan pasti akan kembali," balas Gempa.

"Hah baiklah, kembali ke awal siapa yang akan pergi ke sana?" tanya Hali pada adik adiknya.

"Dia!" tunjuk semua adik adiknya pada saudaranya yang lain.

Ini tidak akan berhasil.

==

Gempa mengatur nafasnya yang sedikit memburu, jatungnya juga berpacu tak karuan, dia kembali melangkah berjalan masuk ke dalam sebuah bangunan.

Gempa sedikit merutuki dirinya yang mau saja ikut ikutan cara yang kurang beruntung bagi dirinya.

Karena perdebatan siapa yang akan pergi tidak selesai, akhirnya Blaze mengusulkan untuk bermain hom pim pa saja yang beda sendiri dia yang pergi.

You're Not Wrong!Where stories live. Discover now