Chapter 8 : Brotherhood

2.6K 295 64
                                    

Eyooo!! Kembali lagi dengan author~silahkan di baca!

Jangan lupa untuk Vote dan Komentar ya~

Boboiboy milik monsta kami hanya meminjam karakternya.

Alur cerita milik putripjp73 dan taufancy01 .

Selamat membaca ya 💕

.


.


.

==

Rasanya seperti sebuah mimpi indah ketika kau akhirnya mendapatkan hal nyata yang terkadang mustahil untuk kau dapatkan, tapi kita masih tak cukup tahu untuk mengetahui segala hal yang semesta sembunyikan, tapi untuk kali ini saja mereka tak akan ingin tahu lebih banyak.

Atas segala sesuatu yang terjadi, akan mereka anggap sebagai keajaiban semesta dan mungkin kesempatan kedua.

Walau terkadang ada hal yang sepertinya akan terulang kembali, setidaknya kali ini mereka ingin mencegahnya.

"Sudah turun, baguslah," gumam Gempa memeriksa hasil termometer.

"Iya dong karena kalian sudah menjagaku dengan  baik," balas Taufan semangat.

"Baiklah, aku akan kembali ke kamar. Masih ada makalah yang harus aku selesaikan," ucap Gempa beranjak pergi.

Taufan mengangguk, dia tidak mau merepotkan terus. Sudah sembuh begini dia bisa menjaga diri, dan untuk masalah orang tua...

Mungkin dia akan membicarakan itu lain kali saja, melihat raut wajah mereka membuatnya sungkan untuk bertanya, harus tunggu waktu yang pas.

"Bagaimana kalau aku membuat biskuit sebagai  ucapan terima kasih," gumamnya.

.

.

.

Tinggal sendiri membuatnya mau tak mau harus berusaha hidup mandiri, dunia ini terkadang kejam ketika kau lemah maka kau akan mati.

Taufan berusaha tak mengeluh ataupun menyalahkan takdir atas kehidupannya yang terlihat menyedihkan, ditinggal oleh orang orang tersayang, terbuang, terasingkan, tapi Taufan selalu berpikir mungkin diluar sana ada yang hidupnya lebih menderita darinya.

Apa ini jawaban atas segala kesabarannya? 

Dalam satu hari, di pameran yang dirinya berniat hanya untuk mendapatkan sketboard malah mendapatkan lebih dari itu.

Keluarga? Saudara? Kasih sayang? Cinta.

Pertemuaan yang tak pernah dia duga mengubah hidupnya, mungkin terdengar tidak masuk akal tapi dirinya tidak akan menolak untuk dicintai setelah sekian lama.

Biarlah keanehan ini dia abaikan, menikmati waktu yang sangat berharga bersama mereka, cinta, perhatian, kasih sayang, sungguh semua itu terasa bagaikan ekspetasi belaka.

Tuk..

Tersentak kecil saat sesuatu yang dingin menyentuh pipi chubbynya, mendongak menatap lawan bicara yang lebih tinggi darinya, dia benar benar merasa pendek.

"Kau melamun?" tanya nya.

"Tidak juga," balas Taufan terkekeh.

"Lalu bagaimana dengan oven yang terus mengeluarkan bunyi itu, apa kau berniat menggosongkan sesuatu?" tanya nya lagi menunjuk ke arah oven.

You're Not Wrong!Where stories live. Discover now