Chapter 12 : Perubahan?

1.2K 143 68
                                    

"Kuharap Taufan akan segera sembuh..." -Hali

.

.

.

Beberapa minggu berlalu, keadaan Taufan mulai membaik. Ke 6 bersaudara berusaha untuk tak terlalu memaksa Taufan mengingat kembali hal di masa lalu, karena itu cukup berdampak pada kesehatannya.

Suasana hari demi hari pun semakin berjalan normal, dengan semua orang yang sibuk dengan kehidupan mereka sendiri.

.

.

.

Hari ini mereka berencana untuk mengunjungi makam kedua orang tua mereka, yang tentunya mereka agak sedikit segan untuk mengunjunginya.

Yah, kalian tahu sendiri apa alasannya. Namun ini atas keinginan Taufan, entah apa yang ia pikirkan?

Taufan menghela nafasnya setelah menatap batu nisan kedua 'orang tua' nya yang lama, ia menatap dan melihat nama yang benar-benar ia ingat.

Orang yang selalu menyiksanya dan tak menerimanya sedikit pun di dunia ini.

"Aku harap mereka bahagia di atas sana, bagaimanapun juga mereka tetap orang tua kita kan..." Ucap Taufan sembari membersihkan makamnya.

Hali dan yang lain hanya terdiam, mengingat kembali hal apa yang kedua orang tua mereka lakukan pada Taufan di masa lalu.

'Aku sih sedikit ragu mereka bahagia di atas sana.' Batin mereka serempak

Taufan tentu ingat hal saat dia menjadi 'hantu' dan menggentayangi kedua orang tua nya sampai gila. Ia sedikit merasa bersalah, mungkin?

'Dipikir-pikir kasian juga dulu ya, seru juga sih dikit hehe-' batin Taufan

"Sudah kah? Ayo kita pulang. Aku lapar nih." Ucap Blaze sambil mengusap perutnya yang kelaparan.

"Makan mulu yang dipikirin, yaudah sih. Ayo pulang."

.

.

.

Malam hari telah tiba, Taufan merenung di dalam kamarnya. Menatap sebuah album yang berisi foto keluarganya yang lama.

Tentunya tak ada dia disana, toh orang tuanya saja tak mau melihatnya. Apalagi berfoto bersama, kan?

Taufan menghela nafasnya pelan, menatap foto-foto yang ada di album tersebut, ia sebenarnya masih sedikit kecewa karena sampai saat ini dia bahkan belum pernah merasakan rasanya punya 'orang tua' yang sebenarnya.

Ia ingin merasakan hal itu, namun sekarang itu hanya sekadar sebuah angan-angan saja.

Tok tok

"Taufan, kau belum tidur?" Hali masuk ke kamar Taufan, awalnya ia ingin periksa Taufan sebentar saja, ia khawatir kalau penyakit Taufan kambuh lagi.

"Oh, Kak Hali. Belum nih." Jawab Taufan. "Kakak juga kenapa belum tidur? Udah malam ini tau." Lanjutnya

"Gak usah lempar-lemparin pertanyaan, dasar bodoh." Hali menyentil dahi Taufan, lalu menatap album yang sedang Taufan pegang.

Hali menghela nafasnya. "Sudah berapa hari kau terus melihat album bodoh itu, bukannya itu tak baik untuk kepalamu itu."

"Ah, hehe... Aku cuma liat-liat kok, iri sedikit sih." Ucap Taufan terkekeh pelan.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 10, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You're Not Wrong!Where stories live. Discover now