Yugyeom mendengus kesal di depan cermin. Ia merasa bahwa badannya begitu besar sekarang. Dibanding dengan pacarnya, Mark.
Pernah pada suatu hari ia bersama bambam, sahabatnya. Pergi berbelanja pada sebuah mall, dan pada saat ia ingin mencoba baju, yugyeom dikatai gendut oleh pengunjung lain.
Hal itu menjadi trauma bagi yugyeom dan kemudian menyebabkan yugyeom depresi selama kurang lebih satu tahun hingga akhirnya ia pulih meskipun belum 100%.
Kemarin, setelah ia pulang rekaman, ia mengunjungi sebuah cafe di dekat gedung AOMG. Disaat ia ingin pesan, salah satu kasir berkata bahwa pipi yugyeom terlihat lebih tembam dari pada biasanya. Setelah itu ia menangis selama perjalanan pulang.
"Hyung kita putus saja ya" Yugyeom menatap mata Mark dengan mata sembabnya.
"Kau ini bicara apa yugy? Aku sudah berjanji padamu tak akan pernah meninggalkanmu sampai maut sendiri yang memisahkan kita, bukan?" Mark memegang pundak yugyeom sembari menatap dalam mata indah milik kekasihnya itu.
"T-tapi, hyung akan malu jika berpacaran denganku. Aku gendut, bahkan tidak cantik ataupun tampan, dan lebih parahnya lagi aku tidak bertalenta seperti anggota yang lain. Banyak orang yang berkata seperti itu" Yugyeom menenggelamkan kepalanya di pundak mark dengan sesenggukan.
"Sayang, dengarkan aku. Kau itu sangat cantik, ibaratkan kau adalah sebuah karya seni terindah yang pernah tuhan buat untukku, selain ahgase dan keluargaku di Amerika" Mark memeluk yugyeom, membawanya dalam pelukan yang intim dan bermakna.
"Hyung..... Aku takut kau akan malu denganku" Mark tak percaya kenapa orang-orang begitu tega berkata dengan sesuka hati? Apakah mereka tidak memiliki hati dan akal untuk mengatai orang seenaknya?
"Cukup yugyeom, aku tak ingin kau larut dalam pikiranmu dan menyebabkanmu depresi lagi! Ingat ini, aku tak akan pernah meninggalkanmu sampai maut yang memisahkan! Aku sangat sayang dengammu, aku begitu bersyukur memilikimu dihidupku. Aku tidak pernah peduli jika suatu hari kau memiliki kulit yang keriput, aku justru senang dapat menikmati momen itu bersamamu karena aku dapat menua bersama denganmu dan dapat menemanimu hingga saatnya aku harus berpisah denganmu karena maut memanggilku"
Sejak pertama kali mark melihat yugyeom, ia sudah sangat jatuh cinta dengan sang maknae. Pasalnya yugyeom selalu bekerja keras dalam mencapai keinginannya, ia tak mudah menyerah, selalu memberikan aura positif, memiliki wajah yang cantik dan kepribadian yang periang, lembut, dan sopan.
Mark, tak pernah sekalipun berpikir untuk meninggalkan yugyeom. Karena ia memiliki prinsip lelaki sejati tak pernah mempermainkan hati, dan lagipula orang bodoh mana yang akan meninggalkan seseorang yang begitu penyayang, perhatian, sabar, dan cantik seperti yugyeom? Ditambah.... Yugyeom juga lihai dalam hal 'itu'
"H-hyung..." Yugyeom menatap mark dengan air mata berlinang di pelopaknya.
"I-iya hyung, aku akan selalu ingat itu" Mark merasakan tubuh yugyeom yang bergetar di pelukannya. Merasakan basah pada pundaknya, menandakan bahwa kekasihnya sedang menangis deras.
"Yugyeomie, sayang... Mari menua bersama" Mark mengelus punggung yugyeom yang masih dipelukannya, dan tak lupa ia juga mengecup kepala yugyeom.
Yugyeom menganggukan kepalanya, masih dalam pelukan mark. "Mari hyung, dan terimakasih karena hyung telah mencintaiku setulus hati" kata yugyeom sembari menegakkan badannya dan kemudian mengecup bibir mark dalam waktu yang cukup lama.
"Terimakasih juga karena telah memberiku kesempatan untuk berada di hatimu sampai detik ini" mark membalas
-END-
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
__________________
Konten bawang bung.
maaf banget kalau misalkan chapter ini kurang ngena part meweknya.
Semoga up ku kali ini membuat hari kalian menjadi lebih cerah!!
Hahaha
Jujur bingung mau ngomong gue lo atau aku kamu. Tapi kayanya aku kamu aja kali ya, lebih enak gitu. Dan.. kemaren off karena demi apasi ngejar remed + rapotan 😭🙌🏻
