what should i do? - final

106 13 14
                                    

Jingyeom


S
T
A
R
T


NC-18+

"J-jinyoung... T-tolong lepaskan" Jinyoung merasakan nafsunya yang semakin tinggi ketika melihat dan mendengar Yugyeom saat ini.

"Ayah... Kau tahu kenapa aku tak mau kau dengan ibuku? Selain semua alasan yang aku katakan tadi,  itu juga karena aku menyukaimu" Jinyoung semakin mendekatkan dirinya dengan Yugyeom, mengikis jarak diantara mereka berdua, kemudian menempelkan bibirnya dengan bibir Yugyeom secara paksa.

"A-ahhh mmphh" Jinyoung merasakan Yugyeom menggeliat tidak nyaman dengan ini semua. Namun apa boleh buat, Jinyoung sudah dikontrol oleh nafsunya sendiri.

Jinyoung merasakan basah pada bibirnya dan pipinya, menandakan bahwa Yugyeom tengah menangis memohon untuk dibebaskan.

Setelah sesi ciuman kasar itu berlalu selama 1 menit, Jinyoung mulai berbicara kembali. "Ayah..., kau terlalu indah untuk ibuku... Kau akan menjadi sia-sia ditangannya karena ia hanya membutuhkan uangmu saja, bukan cintamu. Sementara aku disini benar-benar mencintaimu, aku tak ingin kau terluka" Jinyoung berkata dan memeluk Yugyeom dalam pada pelukannya.

"A-apakah kau memiliki bukti semua perkataanmu jinyoung?" Yugyeom menjauhkan badannya dengan menatap mata Jinyoung takut.

"Tentu, aku tak mungkin berbicara omong kosong. Ayo akan aku buktikan!" Jinyoung mengajak Yugyeom untuk memasuki kamarnya, membuka salah satu laci miliknya dan memberikan sebuah buku yang bertuliskan 'histori transaksi'

"Jangan menipuku, ini adalah buku transaksi belanjanya selama ini, Jiny." Mendengar ucapan Yugyeom membuat Jinyoung tertawa sarkas, betapa polosnya ayah barunya itu.

"Kau seharusnya bisa lebih pintar, coba lihat dibalik sampul kulit itu. Itu adalah daftar nama orang yang memakai ibuku" Jinyoung berbisik di belakang leher Yugyeom dengan tersenyum licik, kemudian berjalan menuju kasurnya untuk duduk.

Melakukan apa yang Jinyoung katakan, Yugyeom menemukan sebuah kertas, bertuliskan orang-orang yang ia tidak kenal. "A-apa...." Jinyoung tertawa lepas mendengar keterkejutan Yugyeom.

Yugyeom terkejut bukan tanpa alasan, ia melihat daftar nama tadi dan juga dibarengi dengan gambar-gambar yang menyayat hatinya. Bagaimana bisa ia selama ini tidak mengetahui tentang hal ini?

Wanita itu dan Yugyeom telah berpacaran selama satu tahun dan menikah selama hampir satu tahun pula, namun hal seperti ini tidak ia ketahui? Memang betul selama ini Yugyeom selalu bekerja di rumah meskipun ia adalah seorang General Manager pada sebuah hotel terkenal, sedangkan istrinya yang notabene adalah seorang punulis blog selalu bepergian rutin selama seminggu hingga dua minggu dalam satu bulan.

Tak terasa air mata kembali menuruni pelopak matanya. Dengan segala kekuatan yang tersisa, Yugyeom mencoba mundur untuk kembali ke kamarnya. Namun sebelum ia kembali, ia merasakan ada sebuah pelukan yang melingkari pinggangnya dengan erat namun lembut.

Disaat Jinyoung merasa bahwa Yugyeom menangis, ia mulai berdiri dan mendekatkan dirinya kepada Yugyeom. Kemudian memeluknya dari belakang untuk memberikan ketenangan sementara.

"A-aku bodoh..." Yugyeom berkata, masih dalam tangisnya

"Sudahlah. Aku tahu kau bodoh, tapi jangan membuat dirimu lebih bodoh dengan menangisinya" mencoba menenangkan Yugyeom dengan mencium pundaknya.

1 menit berlalu, Jinyoung teringat akan sesuatu. "Ayah..., kau tadi ingin aku untuk membuktikan semuanya, kan? Sekarang izinkan aku untuk membuktikan bahwa aku benar-benar mencintaimu" Jinyoung mulai menempelkan bibirnya pada leher indah ayahnya itu. Disaat ia tengah sibuk menciptakan karya indah pada leher ayahnya, Jinyoung merasakan sakit pada perutnya, menyebabkannya terjatuh duduk kesakitan.

Yugyeom Centric - OneshootWo Geschichten leben. Entdecke jetzt