Part 34 - Terporanda

16.9K 1.7K 129
                                    


Violet mengetuk pintu ruangan Mauren yang segera dipersilahkan masuk dari dalam. Terlebih dahulu menyapa dengan senyuman sambil menghampiri wanita itu di mejanya, Violet memberikan tumpukan dokumen yang diminta olehnya Mauren.

"Ini, bu, semua udah lengkap." Kata Violet sembari menyerahkan ke tangan Mauren.

"Terima kasih, ya." Jawab Mauren sembari meletakkan dokumen itu di atas mejanya, bersama tumpukan lain yang belum selesai dikerjakan.

"Sama-sama, bu. Saya keluar dulu."

Violet langsung keluar dari ruangan Mauren, menutup kembali pintu dan kembali ke mejanya. Melanjutkan pekerjaannya yang menumpuk karena sekarang adalah akhir bulan. Biasanya seperti itu, terutama jika bosnya hendak keluar kota, pekerjaan makin menjadi-jadi.

Tak jauh beda dengan Mauren, tanggung jawabnya menjadi besar setelah mempelajari semua dokumen perusahaan. Kali ini dia menyiapkan dokumen untuk Alex dinas ke luar kota. Nanti malam lelaki itu akan pergi, pertemuan mendadak dengan client sehingga mereka lumayan pontang-panting. Mestinya pertemuan itu minggu depan, namun pihak client adanya waktu sekarang sehingga jadwalnya dimajukan.

Setelah menyusun semua yang dibutuhkan, Mauren menyusun di tangannya dan keluar dari ruangan menuju ruangan Alex. Mauren masuk setelah mendapatkan perintah dari dalam, segera melangkah kakinya menuju meja Alex. Lelaki itu juga sedang sibuk dengan beberapa dokumen di mejanya.

"Sudah selesai. Semua ada di sini." Tunjuk Mauren sembari meletakkan dokumen-dokumen itu di meja Alex.

"Hem." Jawab Alex, menghentikan pekerjaanya dan memperhatikan Mauren menjelaskan beberapa isi dokumen tersebut.

"Baik, saya keluar dulu." Mauren menjaga tata karma selama di kantor dan Alex tidak mempermasalahkannya. Mereka bekerja secara professional, tidak mencapur aduk kehidupan pribadi dan bisnis.

Sayangnya, kali ini sepertinya berbeda. Alex menahan pergelangan tangan Mauren dan membawa wanita itu duduk di pangkuan. Mauren memekik dan melotot, Alex memeluknya sembari mengecup bibirnya.

Mauren tidak berontak, justru membalas kecupan lelaki itu tak kalah manis dan mengalungkan kedua tangannya pada leher lelaki itu. Alex mengambil jarak di antara mereka, memandang Mauren sembari mengelus lembut tulang rahangnya.

Kemudian mengecup perlahan-lahan sampai ke sudut bibir Mauren. Alex akan pergi beberapa hari, waktunya Mauren bebas bersama Andreas. Sudah lama mereka tidak menghabiskan waktu bersama, Mauren tidak sabar menanti hari ini datang.

Alex seolah tidak ingin mengakhiri momen mereka berdua. Bersama Mauren dia merasa berbeda. Hatinya yang sudah lama kosong kembali dipenuhi oleh wanita itu. Alex menyatuhan dahi mereka, menyelipkan rambut Mauren ke daun telinga dengan lembut. Lalu menciumnya dahinya, ujung hidungnya dan beralih ke pipi tanpa rasa bosan.

"Pulang bersamaku sebentar." Ajak Alex dengan bisikan.

"Hem." Mauren menganguk tanpa pikir panjang. Kebetulan hari ini tidak ada janji dengan Andreas, lagi pula Alex perginya sebelum jam sepuluh malam. Dipastikan mereka pulang ke apatemen hanya beberapa jam saja.

Alex seperti mendapatkan suntukan semangat, dia akhirnya tersenyum dan mencium Mauren lagi dan lagi. Mengeratkan kedua lengannya di pinggang ramping dan terawat Mauren, perlahan naik ke punggung lalu mengusap-usap lembut.

"Ops!"

Mauren dan Alex sama-sama menoleh pada pintu. Suara seorang wanita yang membuat Mauren langsung beranjak dari pangkuan lelaki itu. Dia salah tingkah, namun segera menguasai diri.

"Kamu ada tamu, saya keluar dulu." Kata Mauren keluar buru-buru.

Alex duduk tenang dengan wajah mengeras. Memandang kepergian Mauren sampai hilang dibalik pintu. Kemudian wanita itu menghampiri Alex dengan langkah anggun dan senyum menggoda.

EMPTY [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang