𓆩 ﹫. 11

23.2K 2.1K 78
                                    

Happy Reading....

Perjalanan dari Korea Selatan menuju Chicago membutuhkan waktu yang cukup lama. Hingga akhirnya Donghyuck sampai di negara tempat tinggal kakak sepupunya Johnny.

Ia sengaja tak memberitahu Johnny tentang kedatangannya ke Chicago secara tiba-tiba. Donghyuck berjalan menuju pintu keluar bandara dan memesan taxi.

Donghyuck harap ia tidak salah alamat, karena terakhir dia datang kemari saat pernikahan Johnny tiga tahun yang lalu. Sudah cukup lama.

Dari bandara menuju perumahan mewah tempat tinggal Johnny membutuhkan waktu 45 menit, cukup lama.

"Kota ini sudah banyak perubahan setelah tiga tahun aku tak mengunjungi nya" Monolog Donghyuck

Tangan Donghyuck sesekali mengelus perut ratanya. Seharusnya Mark tahu bahwa didalam sini ada buah hatinya.

"Kau akan bahagia bersamaku nak" Bisik Donghyuck

Tak terasa, akhirnya Donghyuck sampai pada tujuan nya. Ia membayar taxi lalu keluar dari mobil. Setelah supir taxi itu membantu Donghyuck mengeluarkan kopernya ia lantas pergi.

Donghyuck menatap sebuah rumah besar, tidak ini lebih tepat di sebut mansion. Rumah ini sangat besar dan memiliki dua lantai.

Donghyuck memasuki pekarangan rumah setelah ia meminta ijin pada penjaga yang berjaga di depan rumah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Donghyuck memasuki pekarangan rumah setelah ia meminta ijin pada penjaga yang berjaga di depan rumah. Ia menggeret kopernya masuk.

Donghyuck berdiri di depan pintu, ia menatap pintu bercat coklat itu, di sebelah kanan pintu ada bel.

Ting... Tung...

Donghyuck memencet bel itu, terdengar suara derap langkah yang terburu-buru.

"Iya sebentar!" Teriak orang itu dari dalam.

Ceklek...

Orang itu membuka pintu, dan saat melihat siapa yang datang ia diam mematung. Dia kaget karena kedatangan Donghyuck yang tiba-tiba.

"Hai Ten hyung" Sapa Donghyuck sambil menampilkan senyumannya

"Haechan?!"

.

.

.

Mark menatap jengah laporan dan berkas-berkas yang menumpuk di atas mejanya menunggu untuk di tanda tangani.

Seperti tidak ada habisnya, Mark pun menyandarkan punggungnya pada kursi yang ia duduki. Kepalanya berdenyut, ruang kerjanya serasa berputar.

Mark pun memijit pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa pusing. Entah kenapa belakangan ini ia sering pusing. Selama dua minggu ini ia merasa tidak tenang.

"Aku mencintaimu, tapi di saat yang bersamaan aku juga membenci mu"

Kalimat itu. Kalimat itu terus saja berputar di ingatan nya tanpa henti selama dua minggu. Kalimat terakhir sebelum Donghyuck pergi dari rumah.

I Love U but I Hate U「MarkHyuck」✅Where stories live. Discover now