halucination

298 18 7
                                    

.
.
.
.

Diavolo. Ya itu nama pemuda tersebut. Memperhatikan wajah cantik kekasihnya, lucifer. Terkekeh kecil menyaksikannya memakan kue manis yang dia beli, bibir merahnya yang belepotan krim dari kue tersebut.

"Diavolo, bisakah kamu tidak memperhatikanku terus?" Ucap lucifer yang mengarahkan pandangannya dengan pipi yang memerah

Diavolo hanya terkekeh kecil melihat muka kekasihnya yang merona merah. "Tapi bukannya kamu suka kalau aku memperhatikanmu?"

Lucifer hanya mengabaikannya sambil tersenyum kecil. Namun senyuman manis itu perlahan tergantikan dengan senyuman sedih dan perlahan terdapat banyak darah dari kepala dan perut lucifer

"L-lucifer?? Kau baik-baik saja!? Kita harus ke rumah sakit sekarang!! Lucifer?? Lucifer!! Kumohon jawablah!!"

Diavolo terus saja mencoba membawa lucifer pergi, namun saat dia hendak memegang tangan sang kekasihnya tangan itu menjadi tak bisa diraih dan dingin. Lucifer hanya tersenyum sedih kepadanya

"Maafkan aku diavolo.... aku sudah tak bisa di milik mu lagi..."

"Lucifer!! Kumohon jangan bicara seperti itu lagi! Aku yakin aku bisa meraihmu lagi!" Ucap diavolo dengan segera memeluk lucifer kedekapannya. Badan lucifer sangat terasa dingin dia tak bisa lagi bergerak, meninggalkan diavolo yang panik.

"KAKAK!!" teriak seseorang yang menepuk punggungnya.

Diavolo menoleh ke arah asal suara itu dan melihat luke dan simeon yang khawatir padanya dan berjalan kearahnya yang sekarang mukanya sembab karena menangis. "Kak dia kenapa ada disini?"

"A-aku dan lucifer.... aku melihatnya tadi... aku bersamanya sedang makan kue.... wajahnya sangat cantik, setiap incinya... dia persis seperti malaikat..."

Luke dan simeon memperhatikan satu sama lain khawatir dengan keadaan diavolo yang masih menangis dan mukanya yang sembab tadi

Simeon mendekat ke temannya sambil menepuk pundaknya. "Kamu lupa? L-lucifer sudah tiada 3 tahun yang lalu...."

Ah. Sekarang diavolo baru ingat kekasihnya sudah tiada semenjak kejadian 3 tahun yang lalu.

Hujan pun segera turun diikuti dengan petir yang bergemuruh, membasahi diavolo yang terdiam. Diavolo segera berlari mengarah ke arah rumah sang kekasihnya yak menghiraukan teriakan luke dari jauh.

"Sudahlah luke.... biarkan dia begitu dulu.... sampai sekarang dia masih tidak bisa melupakan lucifer..."

(/ ̄ー ̄)/~~☆’.・.・:★’.・.・:☆

"Lucifer!! Lihat, apa yang aku dapat!"

"Boneka beruang? Kenapa kamu berikan kepadaku?"

Diavolo tersenyum manis kepadanya sambil memberikan boneka tersebut kedekapan milik lucifer

"Anggap saja itu sebagai barang keberuntungan untukmu!"

Lucifer tertawa kepada diavolo, melihat betapa manis kekasihnya itu yang memberikan boneka itu kepadanya

"Terimakasih diavolo.... tapi aku tidak perlu hal seperti itu asalkan aku bisa bersamamu saja sudah cukup"

Senyuman lucifer merupakan kebahagiaan yang sangat diavolo abadikan. Dia tidak ingin senyuman kekasihnya menghilang dari hadapannya

"Iya... itu sudah cukup, berjanjilah padaku kamu tidak akan meninggalkanku sendiri"

"Aku berjanji tidak akan meninggalkanmu seorang diri diavolo"

Asupan tercukupi [Obey Me Drabble]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang