Part 29

83 16 0
                                    

Angkasa, Julio, Sandy, Guntur, dan Aldo masih berada di sekolah hinggal pukul 17.00 . Mereka berlima belum pulang sejak tadi karena bermain basket. Angkasa akan mengajak Julio untuk pergi ke markas. Namun dia tunda terlebih dahulu. Dia akan ke markas bersama Julio nanti malam.

"Gue udahan. Capek gue," ucap Aldo sambil berjalan ke sebuah kursi untuk duduk dan meluruskan kakinya.

"Lah anjir. Nanti malam kosong ngak? Kalau kosong ngumpul di rumah gue," ucap Sandy kepada mereka berlima sambil memainkan bola basket di tangannya. Kali ini mereka berlima telah selesai bermain.

Angkasa berfikir sejenak. Malam ini dia dan Julio akan ke markas. Kakak dan adiknya juga akan menyusul malam nanti untuk mengetahui kebenaran yang lainnya.

"Gue ada urusan sama kak Ale," jawab Angkasa.

"Lo akhir-akhir ini sibuk terus Sa. Ada masalah?" tanya Guntur pada Angkasa.

Angkaaa menggelengkan kepalanya cepat."Ngak kok. Ada sesuatu yang harus gue kerjain sama kakak dan adik gue,"jawab Angkasa berbohong. Dia tidak ingin sahabatnya yang lain tau tentang hal ini.

"Serius? Ngak ada yang disembunyiin?" tanya Guntur tak percaya.

"Kagak Tur. Lo kenapa kepo amat sih," jawab Angkasa.

"Ya habisnya lo beberapa hari ini beda," jawab Guntur jujur.

"Gue sama. Nih, gue Angkasa Delana Ervano. Apa sih yang beda dari gue?" tanya Angkasa heran.

"Kayaknya nih ye, lo beda dari mulai kemarin ngak di tabok sama Kayla. Tumben bat lo akur sama tu anak?" tanya Sandy heran. Setau dirinya, Angkasa dan Kayla jarang sekali akur. Hanya beberapa detik akur lalu kembali saling pukul. Kadang dirinya tak habis pikir.

"Meh, yakali gue tabok-tabokan terus sama tu anak. Capek gue di godain mulu sama kakaknya," jawab Angkasa sambil menyenderkan punggungnya di kursi.

"Capek apa modus?" goda Julio yang ada di sebelah Angkasa dengan menyenggol lengan pria itu.

"Dih. Ayo balik," ucap Angkasa sambil bangkit dari duduknya dan menggendong tasnya di sebelah lengannya.

"Balik apa ke rumah calon mertua?" tanya Aldo kepada Angkasa bermaksud untuk menggodanya.

Angkasa kini wajahnya merah padam menahan amarah. Sudah lelah dia di goda seperti ini. Apakah salah dirinya dan Kayla yang sudah 2 tahun menjadi rival dan sekarang berbaikan? Perasaan, tidak ada salahnya. Mengapa semua sahabatnya berfikir bahwa dirinya dan Kayla berbaikan karena ada hubungan khusus? Ingin rasanya Angkasa membogem semua wajah sahabatnya itu.

"Lo ngomong kayak gitu sekali lagi, gue passtiin, habis lo ngomong nyawa lo melayang," ucap Angkasa menatap tajam Aldo.

Aldo yang mendengar itu meneguk ludahnya kasar. Setelah beberapa tahun Angkasa tidak mengeluarkan amarah di depan para sahabatnya, kini amarah tersebut kembali keluar di depan para sahabatnya. Itu tentu saja membuat mereka was-was. Hey, mereka hanya menggoda Angkasa. Haruskah Angkasa marah seperti itu?

"Woho, santai bro santai. Canda doang kok," ucap Sandy menenangkan Angkasa.

"Capek hayati di godain kek gitu. Salah ya gue baikan sama Kayla?" tanya Angkasa pada keempat sahabatnya itu.

"Ya kagak salah sih. Malah bagus buat gue. Gue selalu kena tabokan lo berdua kalau misahin lo berdua gelut. Sabar dedek bang," ucap Julio mendramatis yang ada di sebelah Angkasa.

Memang benar apa yang dikatakan Julio. Selama Angkasa dan Kayla bertengkar, Julio selalu memisahkan mereka berdua dan berujung dia lah yang terkena.

Hidden Secret (END)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt