Part 36

78 16 1
                                    

Alesya sedang mengemasi barangnya dan bersiap untuk pulang. Setelah selesai mengemasi semua barangnya, Alesya mengecek ponselnya dan terdapat banyak notifikasi dari adiknya. Sejak tadi, ponselnya dia silent agar tidak menganggu. Dia heran kenapa adiknya banyak mengirimkan pesan dan juga menelfonnya. Jika dilihat, sudah 56 menit lalu Angkasa terus mencoba menghubungi dirinya.

Tanpa ingin membuang-buang waktu, Alesya segera menelfon balik Angkasa. Ada rasa cemas di hatinya saat adiknya itu terus berusaha menghubunginya.

"Halo Sa. Kenapa lo telfon gue tadi? Maaf ngak ke angkat gara-gara gue silent," ucap Alesya meminta maaf pada adiknya itu.

"Kak, Putri ngak ada di sekolahannya. Dia balik 1 jam sebelum bel pulang gara-gara guru pada rapat. Gue lagi cari Putri ke kantor nyokap. Kayla lagi nanya ke temen sekelasnya. Cepet balik kak. Lo tolong cari Putri di rumah bokap," ucap Angkasa dari sebrang sana dengan napas tergesa-gesa mencari adik kecilnya itu.

Alesya yang mendengar itu tentu saja terkejut. Jika dia tidak memasang mode diam, dia bisa izin kepada dosennya untuk menjemput Putri. Jika terjadi sesuatu pada Putri, Alesya tidak akan memaafkan orang yang telah mencelakai adik kecilnya itu.

"Ok, lo tenang. Gue ini langsung ke rumah bokap. Kalau sampai ngak ada, nanti gue lacak ponsel dia. Gue matiin," jawab Alesya mematikan sambungan telfon Angkasa sambil mengendong tasnya di bahu kananya dan menyambar kunci mobilnya.

"Lesya, lo mau ikut kita kumpul ngak?" tanya temannya pada Alesya.

"Sorry, gue ngak bisa. Gue ada urusan mendadak," jawab Alesya lalu melangkahkan kakinya itu keluar dari ruangan tersebut dan segera menuju ke parkiran.

"Put, lo kenapa ngak dengerin ucapan abang lo sih," batin Alesya cemas.

***
Kayla memarkirkan mobilnya di luar rumahnya lalu segera mengunjungi rumah tetangganya yang satu kelas dengan Putri. Kayla harap Chelsie dapat memberikan informasi pada dirinya.

Ting... Tong...
Kayla menekan bel rumah Chelsie. Tak lama kemudian sang pemilik rumah keluar untuk membuka gerbang dan menghampiri Kayla.

"Tumben kak Kayla kesini? Ada apa kak?" tanya Chelsie heran pada Kayla.

"Chel, kamu tadi pulang bareng sama Putri ngak?" tanya Kayla yang tidak ingin membuang-buang waktu.

Chelsie mengingat-ingat terlebih dahulu. Putri berkata pada Chelsie tadi bahwa dirinya akan menunggu kakaknya sampai.

"Ngak kak. Putri bilang ke Chelsie tadi, kalau Putri mau nunggu kakaknya dateng. Jadi Chelsie pulang duluan. Putri berarti masih nunggu dong di sana?" tanya Chelsie pada Kayla.

"Ok Chel, makasih ya. Kakak pulang duluan," ucap Kayla lalu meninggalkan Chelsie.

Kayla pun langsung masuk ke dalam rumahnya mencari keberadaan kakaknya. Dia melihat motor kakaknya yang sudah ada di depan rumah yang berarti kakaknya itu sudah pulang.

"ABANG. LO DIMANA? BANTU GUE WOY," teriak Kayla dari ambang pintu masuk sambil melepas sepatunya secara paksa.

Juan yang dipanggil oleh Kayla pun segera turun menemui adiknya sambil membawa tas berisi beberapa senjata yang dia ambil tadi di ruang bawah tanah.

"Apa Kay? Nyokap si Angkasa beneran jalanin rencananya hari ini?" tanya Juan memastikan.

"Menurut gue iya. Si Putri yang jadi umpan. Sekarang telfon bokap sama nyokap suruh balik. Habis itu telfon si Angkasa. Bilang kalau adiknya tadi nunggu dia,"ucap Kayla lalu terburu-buru naik ke atas untuk mengganti pakaiannya.

Juan pun segera menghubungi ibunya namun tidak ada jawaban. Dia beralih menelfon ayahnya dan langsung di jawab oleh ayahnya itu.

"Halo Sa. Ada apa? Bapak mu ini bentar lagi ada meeting," ucap ayahnya dari sebrang sana.

Hidden Secret (END)Where stories live. Discover now