38. Hadiah yang tidak disangka

1.6K 140 74
                                    

Happy Reading!

..........

"BU TIA LAGI OTW KE SINI WOY!"

Vino si manusia absurd berteriak kencang dari arah pintu kelas. Setelah berteriak yang berhasil membuat seisi kelas berhamburan ke arah tempat duduknya masing-masing, Vino ikut berlari menuju tempat duduknya.

"Anjirlah, bel belum bunyi tapi Bu Tia udah datang aja," celetuk salah satu siswa.

"Anjir banget gak tuh?" sahut yang lain.

"ANJIR BANG-"

Bu Tia menatap tajam anak didiknya, tanpa disuruh semuanya langsung diam dan tidak ada yang berani membuka suara. Mendadak, hawa di dalam kelas Ipa 3 itu tegang.

"Kenapa berhenti?"

Hening. Tidak ada yang berani menjawab. Semuanya berlagak duduk tegap dengan kedua tangan yang terlipat diatas meja.

Bu Tia lantas berjalan bak slowmotion ke arah kursi kebesarannya. Matanya terus menatap penuh selidik pada muridnya. Dengan kedua tangan yang penuh buku tulis. Itu adalah tugas matematika minggu kemarin.

"Haha, astaga! Muka kalian kenapa pada tegang banget si. Udah kayak kanebo kering aja."

Bu Tia tertawa hingga terpingkal-pingkal. Padahal menurutnya, mukanya itu tidak segalak dan seseram itu sehingga mengharuskan semua muridnya tegang.

"Huuuuuuu!!" serempak mereka menyoraki wali kelasnya sendiri. Pandangan mereka menatap Bu Tia datar.

"Hahah! Kalian lucu sekali, sampai-sampai perut ibu kram." Bu Tia menyeka air matanya yang siap meluncur sambil terus tertawa. Padahal menurut mereka, itu tidak lucu sama sekali. Ekhem!

"Ibu apaansi, udah serius juga," celetuk sang ketua kelas.

"Iya ni, merusak ekspetasi," imbuh Vino dari arah samping sebelah kiri.

Kelas semakin gaduh, membuat Bu Tia mendadak menghentikan tawanya dan kembali memasang wajah serius.

"Oke, cukup! Diam semuanya dan perhatikan ke depan!" perintah Bu Tia.

Suasana sudah kembali kondusif, lantas Bu Tia mulai mengabsen satu persatu anak didiknya. Nihil. Semuanya berangkat tak terkecuali.

"Alhamdulillah, hari ini semuanya hadir." Bu Tia tersenyum simpul menatap semua anak didiknya.

"Ibu minta pertahankan yang seperti ini. Jangan malas-malasan, sebentar lagi kalian akan ujian kenaikan kelas. Maka dari itu, perbanyak belajar dan kurang-kurangin main ponselnya. Kalian paham?"

"Paham Buuuu!"

"Bagus kalau begitu. Oh iya, Ibu sampai lupa. Sengaja Ibu datang lebih awal, bahkan sebelum bel masuk, iya?"

"Kecepetan tau Bu. Biasanya juga bel masuk 5 menit kan Ibu baru datang," ujar Vino yang langsung mendapatkan sorakan seisi kelas.

Terkecuali Liana dan Stela. Kedua gadis itu hanya tersenyum dan sesekali terkekeh mendengar celotehan absurd Vino.

"Itu si maunya kamu, Vino," balas Bu Tia.

"Semuanya tenang, tenang! Ibu akan membagikan tugas kalian minggu lalu. Dan untuk yang remedial, nanti akan ada tugas susulan." Bu Tia menatap Adit-ketua kelas.
"Adit! Tolong dibagiin ya," pinta Bu Tia yang sudah Adit duga.

"Kan, gue yang repot," gerutu Adit pelan.

Semua buku sudah berada di tangan masing-masing murid. Stela yang penasaran pun segera membukanya. Betapa terkejutnya dia saat melihat hasilnya. Ini ... tidak benar, kan?

Story StelaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang