29. Dua bulan berlalu dimana aku sudah berubah menjadi pesuruh

25 1 0
                                    

Sial... Kenapa.... Kenapa harus aku yang selalu kena...

Di banyak pilihan dan kesempatan namun tetap saja aku yang terpojok. Bila ini perang dunia aku adalah prajurit apes yang baru sampai medan perang malah yang pertama kali tertembak dan langsung menuju akhirat.

Semua ini karena dia perempuan berdada rata kurang ajar yang keras kepala. Aku sudah sangat yakin dari pertama kali mengenalnya bahwa dia akan menyusahkan hidupku.

Dari menjadi ketua kelas, Karena dia bermaksud agar bisa menyuruh aku terus. Lalu memprovokasi di tengah lapangan kak Coki dan kak Chika sehingga aku mau tidak mau menjadi tamengnya. Karena memang hanya ada aku saja laki-laki disana.

Lalu memprovokasi para raja yang memegang hak lapangan sehingga aku membuat proyek menghancurkan dominasi itu. Ditambah dia terus saja menyuruh aku melakukan yang memang tanggung jawab aku tapi yang harusnya bisa aku tolak selalu tidak bisa.

Entah kenapa moment yang ada selalu sesuai kehendaknya. Dia seperti sudah di takdirkan akan menyusahkan hidupku.

Duuuuarr......

"Dia perempuan yang sangat luar biasa licik yang bisanya memprovokasi atas dasar keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia." Teriak ku sambil mendamprat meja.

Sial, lagi-lagi aku lupa karena terlalu kritis-nya aku mengingat semua kejadian dua bulan ini dan mengumpulkan seluruh kebencian ku terhadap perempuan berdada rata itu. Sehingga tak sadar aku sedang mengantri di minimarket.

".....Hmmm Ivan untung di belakang kamu tidak ada customer loh. Tolong bila ada beban pikiran mba sudah bilang berapa kali kamu boleh cerita sama akuyahhh."

Jawabnya mba-mba kasir yang dulunya saat pertama kali bertemu dia menatap sinis padaku tapi pada akhirnya setelah aku mengenalnya. Dia merupakan mba-mba yang sangat pengertian. Dia adalah mba Naina senior penjaga kasir mini market deket sma 167. Bisa di bilang dia adalah penjaga kasir paling menonjol sejauh ini karena biasanya banyak orang yang hanya belanja saja dan melakukan interaksi seperlunya dengan penjaga kasir bukan?

Tapi mba Naina sangat berbeda, dia berada di next level dari semua penjaga kasir yang pernah ku temui. Dia mengerti bagaimana berinteraksi dengan customer bahkan di kategori customer yang pemalas dan penikmat game seperti aku ini, Dia sangat mengerti.

Yahhh dia sempat bilang sih dulu pernah ada orang yang sangat mirip dengan aku saat kami cerita. Tapi aku yakin orang itu sudah bunuh diri karena saat mba Naina menceritakan-nya ekspresinya sangat sedih.

"Maaf mba, aku gak sengaja hehehe" Sambil mengelus-ngelus kepala dan memberikan kopi kemasan kaleng sebanyak tiga dengan rasa yang sama yaitu mochaccino.

"Wah.. lagi-lagi kopi untuk menemani hari minggu yang kamu idam-idam kan ini? Ngomong-ngomong ada apa dengan pancasila sila ke dua yang kamu teriakan itu hehehe." Mba Naina bicara sambil men-scan kaleng kopi punya ku dengan iringan suara Sstit..Sstit..Sstit.

Aku hanya pura-pura melihat layar yang menampilkan harga sambil bersuara. "Yahh... bukan apa-apa hehehe"

Seketika bel masuk Minimarket berbunyi dan ada sesosok perempuan yang paling aku benci tapi juga paling aku takuti selain mama ku. "Aaahaa.... Aku sudah menduganya kamu pasti disini. Kenapa juga aku chat dan telepon Line ataupun WA gak di angkat-angkat sih..." Dengan cemberutnya yang khas karena, pipinya dan bibirnya entah kenapa jadi lebih besar seperti bakpau Puteri mendekat kepadaku.

Sial, padahal aku mau minum dengan tenang setidaknya satu kaleng kopi dulu. Tapi entah kenapa dia bisa datang.

Puteri datang dengan pakaian yang sangat manis. Memakai jaket denis ditambah kaos lengan panjang cream di tambah rok coklat muda. Terlihat modis dan cocok dengan-nya dia seperti menjadi sesosok perempuan ramah yang baik hati.

'' My highschool My Adventures '' Yang Bener Saja!!! #wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang