16. Serahkan semuanya kepada Puteri Menyeramkan Bagian 1

60 3 0
                                    

...Tik...Tok...Tik...Tok...

Jarum jam dinding terus bergerak ke kanan menandakan bahwa aku masih belum di jemput oleh tuhan juga.

Kembali ku tatap buku penuh catatan ini selingan dari melihat acak muka seluruh tim kelompok 3 yang sudah berkumpul di satu tempat sedari tadi. Ku lihat muka-muka orang tertekan dari putu, ariel, adit, dan rama yang diam mematung bagai mansuia tanpa jiwa. Mungkin hanya putu yang sesekali menjawab perkataan puteri itu juga karena putu orang bodoh yang tidak tahu jiwanya sedang terancam.

Untuk rama dia tidak bersalah, dia memang orang yang pendiam hampir seperti ku. Namun kini, dia bagai manusia tanpa raga. Benar-benar seperti patung...

"[Hai rama kamu baik-baik saja? Mau air?]" Bisik ku sambil mendekatkan botol air ku ke arahnya. Hal ini juga agar tidak mengganggu puteri menyeramkan yang sedari tadi membahas rencana kelompok 3.

"[Tidak ivan aku baik-baik saja hehe..]" Sambil tersenyum seakan senyuman perpisahan rama melihatku.

[Woghhhh... Kasihan sekali sebenarnya ada apa dengan kamu rama...]

...Yahh sebelum kejadian yang membuat kami semua diam seperti ini terselip kisah Putu, Adit, dan Ariel yang berisik sekali di saat puteri menjelaskan rencana kelompok 3.

Saat puteri bicara pembagian tugas barang-barang apa saja yang akan di bawa putu, adit, dan ariel selalu berisik. Sampailah puteri mengeluarkan kata-kata yang menyeramkan sehingga kondisinya seperti sekarang ini...

...Mencekam...

"Hmmm... ini sudah jam satu lewat dua puluh menit tapi kenapa game ke 3 masih belum mulai ya?" Tanyanya puteri sambil melihat aku. Tanda ingin segera di respond atau buku tulis yang ada di gengaman-nya sekarang akan di lempar ke arah muka ku.

"Yahhh mungkin kakak osis sedang ada kendala dan game-nya sedikit tertunda" Jawab ku namun tak berani melihat matanya.

"Apa-apaan sih mereka osis tapi hanya bisa memerintah. Lalu bagaimana juga dengan sikap profesional-nya. Benar-benar deh!" Ketusnya seakan marah padaku.

Yaampun puteri jangan membuat suasana disini semakin mencekam dong...

...Hhhuueeeekkkk...

"Huft..huft..huft... Akhirnya ketemu, kenapa kalian semuanya disini? Aku cari kalian di luar, ternyata semua anggota kelompok 3 di dalam ruang kelas." Tak lama setelah membuka pintu dan belum sempat mengelap keringatnya kak taufik bicara tergesa-gesa.

"Apakah game ke 3 akan di mulai kak?" Puteri bertanda sambil menoleh badanya ke arah kak taufik.

"Ayoooo kita mulai gamenya...." Putu tiba-tiba berdiri yang sedari tadi seperti patung kini mendapatkan jiwanya kembali.

Tapi sepertinya tidak lama, karena puteri seketika menatap tajam ke arah putu dan secepat itu juga putu duduk kembali sambil menundukan kepalanya.

"Tidak-tidak justru aku ingin memberi tahu kalian kalau gamenya di undur menjadi jam setengah tiga Huft..Huft.." Sambil mengelap keringatnya dan jalan medekat ke arah kami kak taufik melanjutkan perkataannya. "...Dari tadi aku mengitar-ngitar di depan tangga atau di depan kelas tidak ada kalian. Padahal anak-anak kelas sepuluh satu semuanya disana loh."

"[Hahaha sungguh pertanyaan bagus semua ini karena...]" Gerutu ku mencoba menyampaikan ke kak taufik walau tak jadi ku lanjutkan karena tatapan puteri mengarah ke arah ku sekarang.

Yah semua tentunya karena puteri yang tiba-tiba membuat keadaan kelas mencekam sehingga membuat kelompok lain ketakutan dan melarikan diri dari kelas ini. Kelas ini sudah di kutuk oleh ucapan puteri.

'' My highschool My Adventures '' Yang Bener Saja!!! #wattys2021Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang