Bayangan Masa Lalu

538 128 1
                                    

"Yura, kamu nggak capek?" Tanya Bara pada Yura yang tak lain adalah pacarnya.

"Nggak kok, lagi pula ini persiapan untuk perlombaan." Ujar Yura.

Bara pun menghela nafas berat dan segera memasangkan jaket ke tubuh pacarnya itu. Yura sangat senang karena Bara sangat perhatian dengannya.

"Yaudah, sekarang kamu mau makan atau langsung pulang?" Bara memasangkan helm dengan pelan ke kepala Yura.

"Aku mau martabak manis keju, baru kita pulang." Yura meletakkan kedua tangannya di atas pundak Bara sambil memainkan rambut pendek Bara.

"Seperti biasa kamu selalu memilih keduanya."

"Kalau bisa keduanya kenapa harus pilih salah satu? Kamu sayangkan sama aku?"

"Apa perlu bukti?"

"Nggak, karena aku tau hanya aku yang ada di hati kamu."  Yura memeluk Bara erat sedangkan Bara tersenyum dengan tangan yang memegang pinggang Yura.

Setelah itu Bara menguraikan pelukkannya, Yura pun segera naik ke atas motor Bara. Merasa Yura sudah memeluknya dengan erat, Bara langsung mengendarai motor menuju tempat martabak manis langganannya.

Tempat martabak manis langganannya itu tidak jauh dari tempat sanggar tari Yura latihan. Bara hanya membutuhkan waktu 10 menit untuk sampai di tempat itu.

Bara memarkirkan motornya dan segera turun di ikuti oleh Yura di sampingnya.

"Mas, martabak manis kejunya satu." Ujar Bara pada penjual martabak itu.

"Baik mas, tolong tunggu sebentar." Ucap penjual itu.

Tidak jauh dari Bara berdiri, terlihat Baretha dan David sedang makan martabak manis berdua. Baretha yang menggunakan kaos hitam dan di lapisi jaket denim membuat Baretha semakin cantik natural.

Ketika Baretha berpaling, sektika mata Baretha berbinar saat melihat sosok Bara yang berdiri yang menggunakan kaos hitam dan jaket denim sepertinya membuat Baretha tersenyum.

"Bara!" Panggil Baretha sambil melambaikan tangannya.

Bara sontak berpaling ke arah asal suara yang memanggil namanya. Mata Bara pun menghunus tajam ke arah Baretha yang sekarang melambaikan tangan ke arahnya.

"Teman kamu?" Tanya Yura.

"Dia bukan teman aku." Bara langsung memalingkan wajahnya tanpa memperdulikan Baretha yang menegurnya.

Bertepatan pesanan Bara sudah selesai, Bara segera mengajak Yura pergi dari tempat itu. Baretha yang melihat Bara mengabaikan dirinya hanya bisa tersenyum miris.

"Siapa dia? Teman kamu? Kamu negur, dia malah buang muka." David yang sedari tadi melihat hanya bisa menggeram kesal saat melihat Baretha di abaikan.

"Nggak kok, dia baik. Mungkin dia lagi buru-buru." Baretha membela Bara agar David mengira Bara tidak berlaku buruk padanya.

"Kalau kamu di sakiti sama orang, bilang sama kakak. Kakak nggak mau orang yang kakak sayang tersakiti."

"Aku baik-baik aja kak David." Tangan David terulur mengusap kepala Baretha.

"Kapan kamu sadar Baretha kalau aku suka sama kamu." Ucap batin David tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah cantik Baretha.

Semenjak David menyelamatkan nyawa Baretha, sejak hari itulah David menyukai Baretha. David akan melakukan apapun untuk membuat Baretha bahagia.

David yang berprofesi sebagai dokter, memudahkan dirinya untuk merawat Baretha dengan baik. David ingin melihat Baretha bahagia tanpa ada bayangan luka masa lalu.

BAR-BAR [END]Where stories live. Discover now